Tidak Ada Tempat Mengungsi, 2 KK Bertahan di Rumah Mereka yang Sudah Rawan Longsor
BERTAHAN : Masih ada 2 kepala keluarga yang tetap bertahan di rumah mereka di lokasi rawan longsor di Permnas Barokah di wilayah Desa Kute Rejo. --EPRAN/RK
KEPAHIANG RK - Pascalongsor yang terjadi akhir pekan lalu di Perumnas Barokah di wilayah Desa Kute Rejo Kecamatan Kepahiang Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu, masih ada 5 unit rumah lagi yang terancam ambruk apabila terjadi longsor susulan. Sementara sebelumnya sudah ada 1 unit rumah milik Sofyan (67), yang ambruk terbawa longsor dan rata dengan tanah.
Hingga Selasa 16 Januari 2024, berdasarkan pantauan langsung wartawan Radar Kepahiang di lokasi ini masih ada 2 Kepala Keluarga (KK) yang bertahan.
Kedua kepala keluarga ini mengaku tidak punya pilihan selain menetap di rumah mereka, walaupun berada di kawasan rawan longsor. Hal itu terjadi, sebab mereka tidak ada tempat mengungsi. Tidak hanya itu saja, kedua kepala keluarga ini yakni Kemas Iskandar Zulkarnain (66) dan Amirul (40) juga mengaku tidak memiliki biaya untuk mengungsi.
Kepada wartawan Radar Kepahiang, Kemas Iskandar Zulkarnain memaparkan, lokasi rumahnya hanya berjarak satu rumah dari rumah Sofyan yang sudah ambruk pada Minggu malam, 14 Januari 2024. Dia menyampaikan, pada dasarnya dia bersama keluarganya sangat ingin pindah atau mengungsi ke tempat lain, sebab rumah yang ditempati saat ini sudah rawan longsor.
"Bukan tidak ingin mengungsi, tetapi kami tidak punya tempat mengungsi. Kemudian kami tidak punya biaya untuk pindah ke sana kemari. Makanya keluarga saya, mau tidak mau harus tetap bertahan tinggal di rumah kami yang sudah rawan longsor ini. Keluarga saya terpaksa gantian begadang, sebab takut ada longsor susulan. Takutnya nanti, jika kami tidur semua, ada longsor susulan, rumah ambruk seperti rumah pak Sofyan," papar Kemas Iskandar Zulkarnain, Selasa 16 Januari 2024
Lanjut dipaparkan Kemas Iskandar Zulkarnain, di blok rumahnya terdapat 8 unit rumah yang terisolasi akibat longsor yang terjadi. Lantaran jalan menuju blok rumah mereka yang biasa digunakan, sudah putus akibat longsor yang sebelumnya terjadi. Namun masih ada jalan lain yang dapat digunakan jika ingin mengungsi.
"Memang masih ada jalan lain untuk ke luar, kalau mau mengungsi. Tapi kami tidak punya tempat untuk mengungsi. Harus bertahan di sini, karena hanya ini rumah kami. Kami tidak punya tempat lain untuk ditinggali sementara. Atas kondisi kami ini ya kami sangat berharap ada perhatian dari pemerintah, baik itu dari pemerintah provinsi maupun dari pemerintah kabupaten," sampainya.
BACA JUGA:Berpotensi Longsor Susulan, 5 Rumah Warga Kute Rejo dalam Kondisi Terancam Ambruk
"Jika kami harus pindah dengan cara mengeluarkan biaya sendiri, terus terang saja kami tidak punya biaya untuk itu. Selain kami memang tidak ada tempat lain untuk mengungsi," lirih Kemas Iskandar Zulkarnain.
Hal senada pun diungkapkan Amirul (40) yang merupakan tetangga Sofyan, pemilik rumah yang sebelumnya ambruk akibat longsor. "Saya beserta istri dan anak saya, harus tinggal dan menetap di rumah ini, kami tidak ke mana-mana. Ya bukannya kami tidak mau mengungsi, tapi karena kami tidak punya tempat untuk mengungsi. Atas apa yang kami alami ini, kami berharap ada solusi dari pemerintah. Kami harus tinggal di mana? Sebab kami tidak ada tempat tinggal yang lain," sampai Amirul.
Di sisi lain, diakui Amirul, keluarganya memang sudah mendapatkan bantuan dari Pemerintah Kabupaten Kepahiang, yakni Sembako dan tempat tidur. Hanya saja, Sembako dan tempat tidur itu hanya menjadi solusi sementara.
"Bantuan dari Pemkab Kepahiang sudah kami terima, tapi yang kami takutkan terjadi longsor susulan, sedangkan kami tak bisa pindah dari sini, karena tidak punya tempat untuk mengungsi sementara," demikian Amirul.