BKKB Gelar Festival Bonsai, Gubernur Dorong Hobi Punya Nilai Ekonomi
Festival Bonsai yang digelar Komunitas Bonsai Kito-Kito Bengkulu (BKKB) di Halaman Kantor Gubernur Bengkulu pada Senin pagi, 26 Agustus 2024--GATOT/RK
Radarkoran.com - Komunitas Bonsai Kito-Kito Bengkulu (BKKB) menggelar Festival Bonsai di Halaman Kantor Gubernur Bengkulu pada Senin pagi, 26 Agustus 2024. Kegiatan ini merupakan salah satu rangkaian dalam memeriahkan HUT ke-79 Republik Indonesia di lingkungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bengkulu.
Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah yang hadir secara langsung membuka kegiatan festival Bonsai mengatakan, tanaman bonsai menjadi salah satu komoditas bagi orang-orang yang mempunyai kreativitas, serta ditunjang dengan ketersediaan sumber daya alamnya. Dan di wilayah Bengkulu komoditas untuk sektor bonsai ini ia nilai sangat mendukung.
"Di Bengkulu ini kita kan banyak sekali memiliki berbagai macam vegetasi dan jenis-jenis tumbuhan alam. Nah tentu kalau orang pecinta bonsai yang memang paham akan jenis yang bisa dibuat jadi tanaman bonsai," kata Gubernur Rohidin.
Ia juga menyebut, bonsai selain menjadi salah satu hobi tapi juga memiliki nilai ekonomi. Sehingga dirinya mendorong agar komunitas yang menaungi hobi masyarakat seperti komoditas bonsai kedepannya dapat menjadi sektor yang memiliki nilai ekonominya tersendiri.
BACA JUGA:Porwanas XIV Kalsel, Kontingen PWI Bengkulu Bawa Pulang 4 Medali
"Pada ujungnya nanti dari setiap hobi yang kita lakukan itu kan harus masuk ke pasar, artinya harus punya nilai ekonomi. Jangan berhenti hanya sekedar hobi, agar apa, agar kesinambungannya itu bisa terjaga," sampainya.
Lebih jauh, Gubernur menyampaikan jika Pemprov Bengkulu sangat mensupport komunitas atau organisasi yang menaungi hobi tertentu. Ia mencontohkan, beberapa waktu lalu dirinya membuka acara festival ayam brugo hutan, di mana bidang tersebut memiliki potensi dan nilai ekonomi yang tinggi selain dari menyelamatkan ekosistem yang ada.
"Ada beberapa komunitas-komunitas baru yang muncul dan kemarin komunitas ayam brugo hutan sumatera. Ini juga bagus-bagus sekali dan ternyata kalau kita tanya harga juga 1 sampai 1,5 juta. Tapi penangkarannya kan masih terbatas, kalau memang sudah lumayan banyak kemudian nanti promosi ada, sudah beberapa orang datang ke Bengkulu mencari itu. Hal ini sama dengan komunitas bonsai nantinya," papar Gubernur.
Dirinya juga mengajak agar komunitas yang ada dapat bekerja sama dengan industri perhotelan, dengan lembaga-lembaga negara atau BUMN. Sehingga komoditas yang ada dapat berkembang pesat dan memiliki nilai ekonomi yang tinggi.
"Ini semua harus dimunculkan, supaya hasil karya yang tadinya bagus dapat punya nilai pasar," singkat Gubernur Rohidin.
BACA JUGA:Siap-siap, Pemprov Bengkulu Segera Tata Lahan Parkir Pantai Panjang
Untuk diketahui, bonsai merupakan karya seni yang cukup populer di kalangan masyarakat, baik di dalam negeri maupun luar negeri. Seni bonsai di Indonesia dari tahun ke tahun terus berkembang pesat.
Bonsai sendiri merupakan tanaman atau pohon yang dikerdilkan di dalam pot, dengan tujuan membuat miniatur dari bentuk asli pohon tersebut. Istilah bonsai awalnya digunakan untuk merujuk pada seni tradisional Jepang dalam pemeliharaan tanaman atau pohon di dalam pot dangkal. Kesenian ini mengkombinasikan keindahan bentuk dahan, daun, batang, dan akar pohon.
Ketua Komunitas BKKB, Joni Kapisah mengatakan, tanaman yang dibuat bonsai dalam pameran kali ini antara lain jenis beringin, kayu sancang, kamboja, cemara, hingga jenis pohon berbuah seperti murbei.