Katolik Kristen

Jumat 13 Sep 2024 - 15:46 WIB
Reporter : Eko Hatmono
Editor : Eko Hatmono

Jembatannya sendiri berada di sela-sela ’’paha’’ pilar itu. Bentang terpanjangnya 90 meter. Kapal bisa tetap lewat di bawahnya. Arsitektur jembatan itu modern. Tiga pilar yang menyatu tinggi itu menjadi icon tersendiri.

Nama Presiden Jokowi abadi melekat di jembatan itu.

Tiba di jembatan ini berarti Sibeabea tidak jauh lagi. Sibeabea sudah di depan mata.

BACA JUGA:Dapatkan Ban Aspira Premio Sportivo RS-01 di Okta Motor Kepahiang

Sibeabea adalah kampung halaman Sudung Sitomorang. Juga kampung halaman Daulat Situmorang. Rumah mereka berdekatan. Keduanya memang masih sepupu --Sudung memanggil Daulat sebagai paman.

Untuk mencapai Sibeabea, Anda juga bisa terbang dari Jakarta. Langsung ke Bandara Silangit di Siborongborong. Lalu naik mobil sejauh 2,5 jam menuju arah Humbang Hasundutan. Ada pertigaan menuju Sibeabea.

Dari desa itu Sudung merantau ke Medan. Lalu ke Jakarta. Pun Daulat. Dari Sibeabea menuju Medan. Lalu ke Bandung.

Kampung itu memang tidak subur. Bahkan bukit yang jadi lokasi patung sangat tandus. Berbatu. Tidak bisa jadi lahan pertanian. Singkong pun, tanaman tradisional sumber hidup mereka, tidak bisa ditanam di bukit itu.

Sudung jadi sarjana hukum di Universitas Indonesia (UI). S-2 nya pun di bidang hukum. Lalu jadi jaksa. Jadi orang terpandang. Pernah menjadi  kepala Kejaksaan Tinggi, Jakarta.

Di Bandung, Daulat jadi insinyur. Arsitek. Lulusan ITB. Lalu jadi pegawai negeri. Daulat bekerja di PU Sumut di Medan. Sudah lama pensiun. Seumur saya: 73 tahun.

BACA JUGA:Jumlah Nabi dan Rasul Lebih dari 25

Mereka menjadi punya waktu. Lalu terpikir kejadian puluhan tahun sebelumnya. Saat Orde Baru. Yakni ketika menteri pariwisata (waktu itu) Joop Ave datang ke Medan. Keduanya menemui sang menteri. Bersama tokoh Batak lainnya.

Saat itulah Joop Ave mengucapkan kata-kata yang terus terngiang di pikiran mereka: bangunlah patung Yesus di Toba. Yang tertinggi di dunia. Itulah objek wisata yang akan jadi daya tarik tambahan bagi danau Toba.

Kata-kata Joop Ave itu tenggelam. Lama. Lalu muncul lagi saat mereka sudah pensiun.

Tahun 2018 mereka mendirikan yayasan: Yayasan Jadilah Terang Danau Toba. Sudung jadi ketua pembina di yayasan. Daulat satu-satunya arsitek di yayasan itu. Warga Situmorang menjadi inti dari yayasan itu.

Sebagai arsitek Daulat tahu apa yang harus dilakukan: membuat perencanaan. Mereka tahu di mana lokasi terbaik: di atas bukit tandus berbatu di kampung halaman.

Kategori :

Terkait

Kamis 28 Nov 2024 - 16:40 WIB

Dramatik Datar

Rabu 27 Nov 2024 - 16:26 WIB

Mabuk Dhani

Selasa 26 Nov 2024 - 16:19 WIB

Doktor TK

Senin 25 Nov 2024 - 17:28 WIB

Mampir Guyon

Minggu 24 Nov 2024 - 17:23 WIB

Wanita Global