Gelap Cahaya

Jumat 18 Oct 2024 - 17:17 WIB
Reporter : Eko Hatmono
Editor : Eko Hatmono

Kok semua lagunya Indonesia. Saya pun minta lagu Xiao Ping Guo. Apel kecil. Gerakannya agak mengentak.

Lagi asyik mengentak-entak, ketua Persaudaraan Indonesia ''Warung Kopi'', Christopher Tungka, teriak ketakutan. Ia khawatir lantai dua ini roboh. Apalagi para mahasiswa ikut pula mengentak-entakkan kaki.

Ini memang bangunan tua. Pantas khawatir. Semua bangunan di kawasan ini bangunan tua. Kota tua. Yakni kota tua yang diberdayakan menjadi pusat turisme yang sangat ramai. Tidak boleh ada kendaraan memasuki kawasan ini. Mobil maupun motor.

Acara pun diakhiri dengan lagu Kemesraan. Sudah pukul 21.00. Sebagian dari kami harus kembali ke kota Fuqing.

Saya diantar oleh Gina Dewi dengan mobil BMW-nyi. Dia jauh-jauh datang dari Xiamen untuk acara itu: nyetir mobil tiga jam. Lalu nyetir lagi satu jam mengantar saya pulang ke Fuqing.

Gina termasuk 5-i. Usahanyi di bidang sarang burung. Sarang burungnyi didatangkan dari Indonesia. Lalu dia kemas dengan merek perusahaannyi.

Gina asli Surabaya: Petra Kalianyar. Dia kuliah di Quanzhou dekat Xiamen. Di situ bertemu lelaki idaman yang kini jadi suaminyi.

Saat turun dari lantai dua resto Bandung saya punya perasaan menyesal. Saya menuruni tangga kayu dengan perasaan bersalah. Tiba di lantai bawah saya mendongak ke atas. Kalau lantai itu tadi runtuh....(Dahlan Iskan)

 

Kategori :

Terkait

Kamis 21 Nov 2024 - 16:20 WIB

Kokkang Ibunda

Rabu 20 Nov 2024 - 17:04 WIB

Bergodo Kebogiro

Selasa 19 Nov 2024 - 16:33 WIB

Critical Parah

Senin 18 Nov 2024 - 17:05 WIB

Tafsir Iqra

Minggu 17 Nov 2024 - 17:24 WIB

Medali Debat