Wanita Global

Minggu 24 Nov 2024 - 17:23 WIB
Reporter : Eko Hatmono
Editor : Eko Hatmono

BACA JUGA:Mau Berubah?

"Mau kan USD 70 per jam?”

"Tidak bisa lebih tinggi?"

"Kita lihat dulu".

"Tapi dikontrak paling tidak satu tahun lho ya."

"Kok lama. Gak bisa tiga bulan saja?”

Terputus. Belum lagi pembicaraan selesai ada topik lain yang tiba-tiba harus dibicarakan.

Saya tahu Mel bukan wanita yang lagi menganggur. Dia sudah bekerja: juga di bidang IT. Tapi rupanya dia terus berusaha cari gaji yang lebih tinggi. Tawaran 70 dolar/jam (sekitar Rp 1 juta per jam) masih dia anggap kurang tinggi.

Itu pun Mel tidak mau lama-lama. Gaji Rp 1 juta/jam itu hanya batu loncatan. Meloncatnya pun cepat-cepat.

Kesan saya: betapa mudah cari pekerjaan di Amerika. Betapa ringan untuk memutuskan pindah kerja. Tidak ada perasaan khawatir apakah akan bisa dapat pekerjaan pengganti.

Setelah tiga hari di New York saya ke New Haven, Connecticut. Dua wanita ingin mengantar saya.

Yang satu mbak Sri. Asal Sragen. Suaminyi juga bule --asal Los Angeles. Sang suami ahli software. Sudah pensiun dari perusahaan raksasa bidang IT, IBM.

Mbak Sri menyesalkan mengapa saya tidak tidur di rumahnyi di dekat New York. Rumah yang, katanyi, enak untuk menulis buku. Di pinggir danau besar. Ada dua rumah di situ. Berdekatan. Saya, katanyi, bisa datang dan pergi kapan saja.

Kalau bosan di situ masih ada rumah lagi di Montana. Di pinggir taman hutan di dekat Kanada.

"Saya sudah beli tiket kereta api," kata saya. "Tidak perlu diantar."

BACA JUGA:Datuk ITB

Kategori :

Terkait

Minggu 24 Nov 2024 - 17:23 WIB

Wanita Global

Sabtu 23 Nov 2024 - 16:03 WIB

Mau Berubah?

Kamis 21 Nov 2024 - 16:20 WIB

Kokkang Ibunda

Rabu 20 Nov 2024 - 17:04 WIB

Bergodo Kebogiro

Selasa 19 Nov 2024 - 16:33 WIB

Critical Parah