Radarkoran.com - Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Provinsi Bengkulu menyebut ada sekitar 10.556 ekor ternak sapi di Bengkulu berisiko terjangkit Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
Sedangkan populasi hewan ternak di Provinsi Bengkulu sendiri tercatat mencapai angka 144.939 ekor sapi dan 30.283 ekor kerbau yang tersebar di 10 kabupaten/kota.
"Hewan ternak yang beresiko PMK itu, disebabkan masih adanya kasus yang terjadi di daerah," kata Pengawas Bibit Ternak, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Provinsi Bengkulu, Muhammad Kauli, S.Pt.
Ia menuturkan, ada beberapa wilayah yang masih mencatat kasus PMK di Provinsi Bengkulu seperti Kabupaten Seluma, Kabupaten Mukomuko, Kabupaten Rejang Lebong, Kabupaten Bengkulu Selatan, dan Kota Bengkulu.
"Potensi penyebaran PMK di wilayah ini masih saja terjadi," imbuh Kauli.
Sementara itu, untuk perkembangan kasus PMK di wilayah ini, Disnakeswan Provinsi Bengkulu mencatat, hingga 4 Februari 2025, kasus PMK hanya tersisa 199 kasus di seluruh kabupaten/kota di Bengkulu.
Kabupaten Seluma masih menjadi daerah dengan temuan kasus PMK tertinggi, yaitu 109 ekor sapi. Kasus ini tersebar di Kecamatan Air Periukan 66 ekor dan Kecamatan Sukaraja 43 ekor. Sedangkan daerah lain yang masih mencatat kasus PMK adalah Kabupaten Rejang Lebong sebanyak 43 kasus, Bengkulu Selatan 21 kasus, Kota Bengkulu 14 kasus dan Mukomuko 14 kasus.
BACA JUGA:Persiapan Pemeriksaan Kesehatan Gratis Provinsi Bengkulu Capai 80 Persen
"Lima daerah ini masih tercatat kasus PMK dan terus dilakukan upaya penanganan," tambah Kauli.
Lebih lanjut, Disnakeswan Provinsi Bengkulu bersama pemerintah daerah kabupaten/kota terus berupaya melakukan penanganan dan pencegahan untuk menekan angka kasus PMK di wilayah ini. Upaya-upaya tersebut salah satunya dengan mengoptimalkan pemberian vaksin kepada ternak pada kawasan penyebaran PMK.
Dengan berbagai upaya penanganan yang dilakukan, di Kabupaten Seluma tercatat ada 66 ekor hewan ternak yang dinyatakan sembuh.
Lalu di Kabupaten Mukomuko ada sebanyak 4 ekor sapi yang terjangkit PMK, sedangkan yang telah mendapatkan penangan dan dinyatakan sembuh sebanyak 42 ekor.
"Upaya penanganan dan pencegahan penyebaran PMK akan terus kita lakukan," ujar Kauli.
Walaupun puncak kasus PMK telah terjadi pada Desember 2024 lalu dan kondisinya saat ini sudah menurun, para peternak di wilayah Bengkulu diimbau untuk tetap waspada dan menjaga kebersihan kandang serta kesehatan hewan ternak.
"Kalau kondisi sekarang sudah menurun, tapi kita minta tetap waspada," singkatnya.