Seperti juga sang Ayah, dua anak ini tidak pernah tampil. Tidak mau tampil. Pun tidak mau berurusan dengan politik. Keduanya meneruskan tradisi keulamaan yang diwariskan turun-temurun.
Besok malam itu, acaranya dimulai dari salat Magrib. Dilanjutkan pembacaan maulid. Lantas manakib. Lalu, setelah salat isya, dilakukan tahlil. Selesai.
Haulnya hanya satu hari itu. Bahwa ada haul di hari-hari lain itu tidak ada hubungan dengan keluarga. Tahun lalu, gubernur Kalsel juga mengadakan haul, lalu justru dapat penilaian negatif: dianggap memolitisasi Tuan Guru.
Begitu banyak yang berharap berkah dari Tuan Guru Sekumpul. Mereka percaya doa-doa akan terkabul. Tentu bagi yang tidak lupa bekerja keras. (Dahlan Iskan)
Kategori :