Poo Makna

Selasa 08 Apr 2025 - 18:09 WIB
Reporter : Eko Hatmono
Editor : Eko Hatmono

Oleh: Dahlan Iskan 

 

Bukan kekayaan yang paling dibanggakan Murdaya Poo. Tapi perjuangannya selama menjadi politisi bermakna.

Pak Poo meninggal di Singapura kemarin. Usianya 79 tahun. Ia sudah lama sakit. Kanker. Saya sempat menengoknya di Singapura, kapan itu. Di salah satu rumahnya di sana.

Sebelum menengoknya saya kontak salah seorang anaknya --teman baik anak saya.

"Apakah saya boleh menengok Papa?" tanya saya.

"Papa akan sangat senang dikunjungi teman-teman," jawabnya.

"Boleh bawa teman? Teman saya itu kenal Papa. Orang Singapura. Pernah main golf bersama Papa". Maksud saya: Robert Lai.

"Boleh. Senang sekali bisa bertemu Pak Robert," jawabnya.

Ternyata Robert lagi tidak enak badan. Ia tidak mau dalam keadaan kurang sehat menengok orang sakit. Itu salah satu etika yang ia jaga.

Saya perlu bertanya seperti itu karena banyak orang sakit yang tidak ingin dikunjungi teman. Apalagi kalau sakitnya berat. Bos besar kadang harus merahasiakan keadaan kesehatannya: agar harga saham perusahannya tidak jatuh. Ada juga yang merahasiakannya dari bank yang memberinya kredit.

Pak Poo tidak takut semua itu. Di kalangan pengusaha besar Pak Poo dikenal sebagai salah satu konglomerat yang tidak punya utang. Sangat likuid. Ia orang kaya dalam pengertian sebenar-benarnya kaya.

Ketika saya datang ke Singapura itu Pak Poo masih menjalani terapi. Saya diminta menunggu sebentar di sofa. Tak lama kemudian Pak Poo turun dari lift. Di kursi roda. Wajahnya kelihatan segar. Senyumnya masih senyum yang lama.

Saat menengok orang sakit biasanya saya tidak bicara soal sakitnya. Saya juga tidak pernah memberi saran harus bagaimana. Saya percaya orang sekaya Pak Poo bisa membayar apa pun yang terbaik di dunia.

Kecuali yang saya tengok itu orang yang kondisinya tidak berdaya.

Kategori :

Terkait

Sabtu 02 Aug 2025 - 17:44 WIB

Tom Hasto

Jumat 01 Aug 2025 - 16:51 WIB

Kelebihan Kapasitas

Minggu 27 Jul 2025 - 16:45 WIB

Wabah Cepat

Kamis 24 Jul 2025 - 16:47 WIB

Duduk Berdiri

Minggu 20 Jul 2025 - 16:25 WIB

Satu Zaenal