Ujung Lorong

Senin 12 Feb 2024 - 18:57 WIB
Reporter : Eko Hatmono
Editor : Eko Hatmono

Oleh: Dahlan Iskan

Hanya orang media yang ingin Pilpres dua putaran: berita politik yang panas punya banyak peminat.

Iklan politik juga terus diperlukan. Jumlah pelanggan meningkat, jumlah pemasukan membesar.

Itu dulu. Ketika media sosial belum segila sekarang.

Apakah orang media tetap seperti itu sekarang?  

Rasanya tidak lagi.

Berita politik di media konvensional tidak sepanas di medsos. Iklan politik juga sangat minim. Harganya pun banting-bantingan.

BACA JUGA:Karagenan Alor

Media sendiri lebih hati-hati dengan iklan politik. Harus dibayar lunas sebelum iklan dimuat. Media pernah kena tipu besar-besaran. Banyak iklan politik tidak dibayar. Pemilu pun berlalu. Untuk apa lagi bayar –terutama pemasang iklan yang ternyata tidak terpilih.

Pedagang, Anda sudah tahu:  menginginkan satu putaran –terserah capres mana yang menang. Mereka percaya siapa pun yang terpilih tidak memengaruhi bisnis mereka. 

Mereka membayangkan: kalau Pilpres dua putaran kapan mulai bekerja/berdagang. Dua putaran hanya membuat ketidakpastian kian panjang.

Ekonomi baru maju kalau ada stabilitas. Kian lama stabil kian maju ekonomi. Korea Selatan, Taiwan, dan Singapura maju sekali setelah melewati masa stabil yang sangat panjang. Dua yang pertama berubah menjadi negara demokrasi setelah maju. Singapura tidak berubah biar pun sudah maju.

Kita berada di lorong gelap atau sudah melihat cahaya di ujung lorong sana?

Itulah dua sisi pandangan: negatif dan positif.

Saya setuju perusuh Disway di komentar terpilih hari ini: kita berada di terowongan. Itu sikap realistis. Bukan positif, bukan negatif.

Kategori :

Terkait

Minggu 24 Nov 2024 - 17:23 WIB

Wanita Global

Sabtu 23 Nov 2024 - 16:03 WIB

Mau Berubah?

Kamis 21 Nov 2024 - 16:20 WIB

Kokkang Ibunda

Rabu 20 Nov 2024 - 17:04 WIB

Bergodo Kebogiro

Selasa 19 Nov 2024 - 16:33 WIB

Critical Parah