MEDIA di Tiongkok sibuk juga menggali dari mana asal perdana menteri Singapura yang baru nanti: Lawrence Wong.
Mereka menemukannya: dari pulau Hainan. Bukan dari Ipoh, Malaysia.
Ayah Wong orang desa di Hainan. Tepatnya di sebuah desa sekitar 75 km dari kota besar Haikou. Nama desanya: Bei Shan Chun. Di kecamatan Hui Wen Zhen. Kabupaten Wen Chang.
Dari video yang diunggah media di sana, rumah ayah Lawrence Wong masih ada di desa tersebut. Utuh. Kosong. Satu-satunya rumah kosong di desa itu. Dari video tersebut terlihat suasana pedesaannya. Banyak pohon pinang di sekitarnya.
Dari pulau Hainan sang ayah merantau ke Semenanjung –sekarang Malaysia. Menetap di Ipoh. Saat itu Ipoh makmur karena jadi pusat tambang timah di zaman itu.
BACA JUGA:Nilai 95
Dari Ipoh sang ayah pindah lagi ke Singapura. Wong lahir di Singapura.
Ya sudah. Itu sudah tidak penting lagi. Kalau ayahnya orang Pulau Hainan, Lawrence Wong sudah jadi orang Pulau Singapura.
Kalau pun Wong lahir di Hainan, jabatan tertingginya hanya gubernur. Lahir di Singapura ia bisa jadi perdana menteri –meski Pulau Singapura jauh lebih kecil dari Hainan.
''Peristiwa besar melahirkan tokoh besar''.
Kebesaran Covid telah melahirkan Lawrence Wong. Kita pun –yang bukan warga Singapura– masih terngiang dengan kata-katanya: ''kewajiban memakai masker hanya bagi yang sakit''. Artinya: bagi orang sehat tidak harus pakai masker.
Kata-kata itu dipuji karena dianggap sangat logis: yang sakit jangan menularkan penyakit ke yang sehat.
Belakangan ilmu Covid membuktikan bahwa orang yang terlihat sehat pun ternyata mengidap Covid juga. Berarti orang sehat juga bisa menularkan virus jenis itu.
Wong, sebagai penanggung jawab Covid di Singapura berada di simpang jalan. Kalau ia mencabut kata-katanya soal ''masker hanya untuk yang sakit'' rakyat tidak percaya lagi pada pemimpinnya. Kalau ia tidak cabut kata-kata itu bertentangan dengan fakta ilmiah.
Wong ambil putusan cepat: ''semua orang wajib pakai masker!''