Jadi Sumber PAD, SPAM Kobema Akan Menjadi BLUD

Sabtu 13 Jul 2024 - 20:00 WIB
Reporter : Gatot Julian
Editor : Eko Hatmono

Radarkoran.com - Pemerintah Provinsi Bengkulu akan menjadikan pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum atau SPAM Kobema yang mencakup wilayah Bengkulu Tengah, Kota Bengkulu, dan Seluma di Provinsi Bengkulu yang merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN) yang memakan anggaran sebesar Rp 1,143 triliun sebagai sumber PAD atau pendapatan asli daerah. 

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Provinsi Bengkulu, Tejo Suroso, ST, M.Si mengatakan, untuk meningkatkan PAD direncanakan keberadaan SPAM Kobema akan dijadikan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) seperti pengelolaan rumah sakit BLUD yang ada di Bengkulu. 

"SPAM Kobema kedepannya akan dikelola sebagai BLUD seperti rumah sakit. Dengan begitu, kita akan menjual air kepada PDAM dengan target pendapatan mencapai Rp 20 miliar hingga Rp 25 miliar per tahun," sampai Tejo. 

Ia menambahkan, langkah ini dilakukan dengan harapan tidak hanya meningkatkan kualitas layanan air minum bagi masyarakat yang ada di tiga wilayah, tetapi juga memberikan kontribusi signifikan terhadap pendapatan daerah.

BACA JUGA:Pelantikan Kadis Dukcapil Provinsi Bengkulu Masih Tunggu SK Mendagri

Selain itu, dari total pendapatan tersebut, sekitar Rp 10 miliar akan dialokasikan untuk pemeliharaan rutin dan peningkatan infrastruktur SPAM Kobema. Sehingga layanan air minum dapat dipastikan terus berjalan optimal. 

"Tentunya alokasi dana pemeliharaan yang memadai sangat penting untuk menjaga kualitas dan keberlanjutan layanan. Dan mengalokasikan sebagian besar pendapatan untuk pemeliharaan, PAD provinsi tetap mendapatkan porsi yang signifikan dari hasil penjualan air ini," imbuh Tejo.

Sementara itu, terkait dengan progres pengerjaan SPAM Kobema, Tejo menyebut jika proyek ini tinggal menyisakan satu off-take yang akan diselesaikan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Perubahan (APPDP) tahun ini. Kebutuhan dana untuk menyelesaikan satu off-take ini diperkirakan mencapai Rp 1,5 hingga Rp 3 miliar.

"Yang menjadi tanggung jawab kita (Provinsi), tahun ini selesai. Tinggal satu off-take dan kita usulkan pada APPD perubahan akan selesai. Kebutuhan Rp1,5 hingga Rp3 miliar per satu off-take," papar Tejo Suroso.

Sebagai informasi, pembangunan proyek SPAM Kobema ini melibatkan beberapa komponen yang didanai oleh berbagai sumber baik pemerintah pusat, provinsi,maupun pemerintah kabupaten/kota. Pemprov Bengkulu sendiri mengalokasikan Rp 170 miliar untuk pembangunan sebagian jaringan distribusi utama (JDU) hingga off-take, distribusi kapasitas air, serta penguatan kelembagaan pengelola SPAM Kobema.

BACA JUGA:Kegiatan MPLS, Dinas Dikbud Bengkulu Beri Pesan Khusus

Sementara itu, dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) VIII Bengkulu mengalokasikan Rp 600 miliar untuk pembangunan unit air baku atau intake pusat dan jaringan pipa transmisi. Lalu Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Provinsi Bengkulu menyediakan Rp 400 miliar yang difokuskan pada pembangunan instalasi pengolahan air (IPA) dengan kapasitas 400 liter/detik dan sebagian JDU hingga off-take.

Sedangkan dari pemerintah kabupaten dan kota yang terlibat seperti Kota Bengkulu mengalokasikan Rp 35 miliar tahun ini dan masih menyisakan Rp 15 miliar. Kabupaten Seluma menganggarkan Rp 20 miliar. Sementara itu, Kabupaten Bengkulu Tengah telah mengalokasikan Rp 20 miliar dari total keseluruhan Rp 40 miliar. 

"Pada proyek SPAM Kobema ini Pemprov mengalokasikan Rp 170 miliar, BBWS Rp 600 miliar, dan BPPW Rp 400 miliar. Untuk kabupaten/kota masih berproses," ungkap Tejo. 

Lebih lanjut, dalam pelaksanaan proyek ini, Tejo menyebut jika salah satu kendala utama yang dihadapi adalah masalah lahan yang dekat dengan pemukiman warga. Hal ini menyebabkan adanya protes dari warga sekitar karena dampak dari pembangunan SPAM tersebut. 

Kategori :