Tegak Lurus

Para menteri ketika menuju Magelang dengan menumpang pesawat Hercules. Foto lain Menteri Bahlil dengan uniform militer.-Instagram Sri Mulyani --DISWAY

Latar belakang Presiden Prabowo yang militer tentu mewarnai kabinetnya. Seorang jenderal pasti punya keyakinan: bahwa ''manajemen ala militer'' adalah unggul. Keyakinan itu lantas menjadi kebanggaan.

Banyak jenderal yang kemudian punya pendapat: kalau saja manajemen ala militer diterapkan di luar militer akan membawa kesuksesan.

BACA JUGA:Kemenkeu Satu

Keunggulan manajemen ala militer lahir sebagai konsekuensi atas risiko yang tinggi: menembak atau ditembak.

Kalah perang berarti kematian.

Risiko tertinggi dalam kehidupan adalah ''mati''. Maka segala upaya harus dilakukan agar jangan sampai mati.

Termasuk harus menemukan sistem manajemen yang unggul.

Di perusahaan, risiko tertinggi adalah bangkrut. Yang mati hanya perusahaannya. Bukan orangnya.

Maka di militer mulai proses manajemen perencanaannya sangat detail.

Di militer, perencanaan tidak sekadar didasarkan pada asumsi. Harus berdasar data di lapangan. Data lapangan diperoleh dari kerja intelijen.

Perencanaan SDM-nya dirinci sampai detail dari batalyon, kompi, regu, sampai grup.

Pun logistiknya. Sampai ke penerjunan pasukan pendahulu. Pengerahan pasukan Zeni. Pun analisis risiko dan escape-nya.

Salah satu keunggulan manajemen ala militer adalah ketaatan pada komandan: ketaatan tegak lurus.

Ketika militer diterjunkan ke medan-laga pikirannya hanya satu: memenangkan perang.

BACA JUGA:Akbar Yanuar

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan