Kasus Sapi Ngorok Merebak, Pengawasan Lalin Ternak Antar Wilayah Dioptimalkan
Kepala Disnakeswan Provinsi Bengkulu, drh. M. Syarkawi --GATOT/RK
Radarkoran.com - Penyakit sapi ngorok atau Septicaemia epizootica (SE) yang sebelumnya menyebar di Kabupaten Kaur dan Bengkulu Selatan dalam dua bulan terakhir, saat ini sudah merebak ke wilayah Kabupaten Kepahiang, Bengkulu Utara dan Kota Bengkulu.
Untuk mencegah penyebaran lebih luas, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Provinsi Bengkulu menginstensifkan pengawasan perpindahan ternak antar wilayah dengan penggunaan aplikasi Lalu Lintas (Lalin) ternak.
"Saat ini pemerintah lebih berhati-hati, untuk memindahkan ternak dari satu wilayah ke wilayah lain. Kebijakan ini dilakukan untuk menghindari merebaknya penyakit hewan ternak dan sudah dilakukan setelah adanya penyakit PMK," ungkap M. Syarkawi.
Ia menambahkan, penggunaan aplikasi lalin ternak sebenarnya sudah sejak lama digunakan, terutama saat merebaknya PMK yang menjangkit hewan-hewan ternak di Bengkulu beberapa waktu lalu. Dan saat ini kembali dioptimalkan untuk mencegah penyebaran penyakit ngorok.
"Untuk keluar masuknya hewan ternak antar wilayah sejak kasus penyakit PMK tahun lalu kita sudah ada pembatasan. Setiap yang ingin melalulintaskan ternaknya antar wilayah, itu sudah harus mengisi aplikasi lalin ternak," papar Syarkawi.
BACA JUGA:Cikal Bakal Wabah Sapi Ngorok Diduga Dari Sumsel
Melalui aplikasi lalin ternak, masyarakat yang ingin membawa ternak harus mengajukan permohonan dari daerah yang dituju. Setelah mendapatan izin pemasukan hewan ternak, mereka harus meminta juga izin pengeluaran dari daerah asal.
"Didalam aplikasi tersebut ada persyaratan-persyaratan yang harus mereka penuhi sebelum membawa ternak dari satu wilayah ke wilayah lainnya," ujar Syarkawi.
Untuk diketahui, dari laporan pihak dinas terkait, sudah terjadi ratusan kematian pada ternak sapi juga kerbau yang juga banyak ditemukan di wilayah Kabupaten Bengkulu Selatan dan Kabupaten Kaur.
Adapun penyebaran penyakit sapi ngorok yang terdata di masing-masing kabupaten/kota yang dihimpun dari data iSIKHNAS per 28 Oktober 2024 yaitu Bengkulu Selatan 881 ekor jumlah sakit (Kerbau: 467 ekor, Sapi Bali: 100 ekor dan Sapi Brahman: 99 ekor), Bengkulu Utara 5 ekor Sapi Bali terdampak, Kaur 93 ekor kerbau terdampak, Kepahiang 1 ekor sapi terdampak dan Kota Bengkulu 9 ekor sapi terjangkit.
Untuk mengantisipasi penyebaran lebih luas, selain melakukan pemantauan Lalin ternak juga diberikan vaksin pada ternak sapi dan kerbau yang sehat untuk memberikan kekebalan tubuh lebih baik terhadap bakteri Pasteurella Multocida penyebab penyakit ngorok yang menyerang saluran pernafasan hewan ternak sapi dan kerbau itu.
"Pemerintah pusat sudah memberikan bantuan vaksin 3.000 dosis yang menyalurannya akan dikhususkan di dua wilayah yang lebih banyak terdampak yakni Bengkulu Selatan dan Kaur," tutup Syarkawi.