Benarkah Daging Kelelawar Bisa Jadi Obat Asma? Berikut Penjelasannya
Masyarakat yang ada di beberapa daerah di Indonesia percaya kelelawar bisa menjadi obat asma.--TANGKAPAN LAYAR
Radarkoran.com - Menyantap daging kelelawar dibutuhkan nyali besar. Selain ekstrem karena tampilannya, makan daging kelelawar ada bahaya dan manfaatnya.
Masyarakat di beberapa daerah memang biasa mengonsumsi daging kelelawar sebagai hidangan, daging kelelawar alias paniki jadi salah satu makanan favorit masyarakat Manado.
Tapi, ada banyak anggapan yang berseliweran soal pengobatan penyakit asma. Salah satunya adalah anggapan bahwa daging kelelawar bisa menyembuhkan asma, benarkah demikian?
Asma sederhananya adalah penyakit pada saluran napas yang disebabkan karena peradangan di saluran pernafasan. Pada saluran napas penderita asma, terjadi penyempitan karena otot-otot meradang sehingga menyebabkan kesulitan bernapas.
Dilansir dari laman Kemenkes RI, Dokter Spesialis Paru Feni Fitriani menyampaikan penyakit asma secara umum karena ada penyempitan saluran udara sehingga pasien asma jadi kesulitan bernapas.
Belum diketahui pasti apa penyebab asma, tapi penderita asma biasanya punya pemicu hingga gejala asma muncul. Beberapa pemicu seperti debu, asap rokok, bulu binatang, atau udara dingin.
BACA JUGA: Obat Batuk Kronis untuk Mengatasi Batuk yang Tak Kunjung Sembuh
Asma adalah penyakit jangka panjang. Belum ada obat yang bisa menyembuhkan asma, tapi asma bisa dikendalikan dengan tata laksana medis yang tepat.
Namun kemunculan mitos pengobatan asma bisa membuat tata laksana medis yang sebenarnya terhambat. Mitos soal asma yang keliru bisa berdampak fatal bahkan bisa merenggut nyawa seseorang.
Salah satu mitos yang beredar adalah konsumsi daging hewan endemik seperti kelelawar dan unta disebut bisa menyembuhkan penyakit asma.
Sementara itu Dokter Spesialis Penyakit Dalam Arto Yuwono Soeroto mengataka anggapan ini adalah salah besar. Konsumsi daging hewan endemik juga berbahaya karena bisa membawa penyakit.
"Daging unta, daging kelelawar, tikus putih, dianggap bisa menyembuhkan asma. Jelas ini mitos yang tidak benar dan beredar di masyarakat. Asma belum bisa disembuhkan, tapi bisa dikendalikan," ujar Arto.
Selain tak terbukti menyembuhkan asma, konsumsi kelelawar juga bisa mengundang penyakit serius. Seperti SARS-CoV-2 penyebab Covid-19. Ia juga menekankan bahwa konsumsi kelelawar bisa berbahaya karena hewan endemik itu mengandung banyak virus dan bakteri.
"Belum lagi kelelawar itu bisa membawa virus dan bakteri. Ingat bahwa virus Covid-19 asalnya dari kelelawar," ucapnya.