Tanggapi Keluhan Petani, Dinas TPHP Normalisasi Sistem Irigasi di Kota Bengkulu
Kegiatan normalisasi irigasi yang ada di Kota Bengkulu baru-baru ini--GATOT/RK
Radarkoran.com - Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (TPHP) dalam beberapa waktu terakhir malakukan normalisasi sistem irigasi yang ada di Kota Bengkulu.
Kepala Dinas TPHP Provinsi Bengkulu, M. Rizon mengatakan, normalisasi sistem irigasi ini dilakukan berdasarkan respon dari pemerintah atas keluhan para petani.
"Setelah dilakukan pengerukan ini, masyarakat diingatkan agar tidak lagi sembarangan membuang sampah yang dapat mencemari serta mengganggu irigasi yang ada," ujar M. Rizon.
Selain melakukan normalisasi sistem irigasi, pemerintah juga akan melakukan pembinaan para kelompok tani dan memberikan bantuan alat serta mesin pertanian (Alsintan) untuk menunjang produksi beras di Kota Bengkulu.
Sementara itu, salah satu Petani Kelurahan Dusun Besar, Kota Bengkulu, Mustafa menyampaikan apresiasi atas normalisasi sistem irigasi yang dilakukan Pemerintah Provinsi.
"Irigasi yang ada sudah belasan tahun dibangun dan tak pernah dikontrol, sehingga lambat laun banyak sampah yang mengendap. Bahkan beberapa titik mengalami kebocoran, sehingga tidak bisa mengairi sawah kembali," ungkap Mustafa.
Ia menuturkan, irigasi yang terhubung ke Danau Dendam Tak Sudah ini sudah beberapa tahun terakhir memengaruhi sistem perairan persawahan para petani di Kota Bengkulu. Akibat persoalan aliran irigasi yang ada, banyak petani tidak lagi bertanam padi lantaran kekurangan pengairan.
BACA JUGA: Anggaran Hampir Rp 1 M, Berikut Fakta Lapangan Pipanisasi Dinas TPHP Provinsi Bengkulu di Kepahiang
"Sebagian besar sawah di area ini merupakan sawah tadah hujan yang sangat bergantung pada sistem irigasi atau air dari danau," imbuhnya.
Lebih jauh, untuk mengatasi persoalan sistem irigasi yang ada, Mustafa menyebut berbagai upaya dilakukan anggota Himpunan Keluarga Kerukunan Tani (HKTI) Kota Bengkulu, salah satunya dengan melakukan audiensi dengan pemerintah daerah. Hasilnya ditanggapi dengan pengerukan sampah yang berada di dalam saluran irigasi dan pengerukan sudah sampai tiga kilometer dengan menggunakan alat berat milik pemerintah Provinsi Bengkulu.
"Meski tak sepenuhnya diperbaiki, namun dengan mengangkat sampah dapat memperbaiki laju air sehingga lancar mengairi sawah," sampainya.
Lebih lanjut dijelaskan Mustafa, sejak adanya alih status Danau Dendam Tak Sudah dari Cagar Alam menjadi Taman Wisata Alam, kondisi pengairan dari kawasan tersebut tidak lagi mampu mengairi 250 hektare areal persawahan mulai dari Dusun Besar, Panorama, hingga Semarang dan kawasan Tanjung Jaya. Untuk itu, dirinya berharap ada penyelesaian persoalan yang mereka hadapi seperti perbaikan permanen terhadap sistem irigasi yang ada.
"Jika sistem irigasi berjalan baik, petani tidak lagi bergantung pada kondisi cuaca dan upaya mewujudkan kota Bengkulu mengurangi ketergantungan pada distribusi beras luar dapat dilakukan," ujarnya.