Dramatik Datar
Syarat Pilkada DKI Jakarta 2 Putaran dan tahapannya yang perlu diketahui.--Istimewa--DISWAY
Acil Odah pun kalah --dalam perhitungan sementara sampai kemarin sore. Yang menang adalah Muhidin, yang selama ini menjadi wakil gubernurnya suami Acil Odah.
Muhidin memang juga populer di Kalsel. Ia adalah wali kota Banjarmasin sebelum menjadi wakil gubernur.
Di Kalbar, sang wakil gubernur juga menang --berdasar perhitungan sementara.
Gubernur incumbent Sutarmaji kali ini ingin ganti pasangan. Sang wakil, Ria Norsan, lantas maju sendiri. Pintarnya, Norsan menggandeng tokoh Dayak, Krisantus Kurniawan.
Inilah pasangan Melayu-Melayu lawan Melayu-Dayak. Suara Melayu pecah dua. Suara Dayak utuh ke Krisantus, mantan anggota DPR-RI.
Tapi perhitungan suara masih seru. Angkanya sangat mepet. Kejar-kejaran, tipis sekali.
Di Lampung yang menang tokoh baru. Anak muda. Menangnya mutlak. Informasi lengkapnya sudah dilaporkan perusuh Disway di kolom komentar kemarin.
Selebihnya tidak menarik diikuti. Bobby Nasution, menantu Jokowi, mengalahkan incumbent di Sumut. Orang Jokowi lainnya menang Jateng: Ahmad Luthfi.
Jatim dimenangkan siapa lagi kalau bukan incumbent Khofifah Indar Parawansa. Di Jabar, putra Prof B.J. Habibie, Ilham, kembali kalah. Kali ini kalah oleh Kang Dedi, mantan Bupati Purwakarta.
Dua wali kota yang diusung semua partai, menang lawan kotak kosong: Surabaya dan Samarinda.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi kembali menjabat lima tahun lagi --setelah itu berpotensi jadi Gubernur Jatim.
Andi Harun di Samarinda memang tidak ada tandingannya. Di samping dicalonkan oleh semua partai, Andi Harun sudah pula maju sebagai independen.
Waktu itu partai-partai tidak memberikan kepastian. Andi Harun pun berniat maju dari independen. Sudah pun memenuhi semua syarat calon independen. Hampir pasti menang. Maka partai-partai mendukungnya.
BACA JUGA:Doktor TK
Andi Harun adalah wali kota yang berani membenahi kekumuhan di sepanjang kali Karangmumus. Juga satu-satunya wali kota yang punya proyek membuat terowongan di bawah bukit. Itu untuk memperpendek jarak antara kecamatan di balik bukit Selili dengan pusat kota Samarinda.