CREW Beras
----DISWAY
Misalnya saat panen tiba. Wilmar harus hati-hati. Wilmar harus menunggu dulu penetapan patokan harga beli dari pemerintah.
Kadang ketika harga patokan keluar kenyataan di lapangan sudah lebih tinggi. Wilmar ragu apakah ikut harga pasar atau harga yang ditetapkan pemerintah.
Di lapangan, tahun-tahun terakhir pedagang gabah juga aktif melakukan pembelian langsung ke petani. Mereka adalah ”pedagang mandiri”. Pedagang kelas menengah. Pakai uang mereka sendiri. Mereka bisnis beras dengan cara membeli gabah.
TP Rachmat juga terjun ke bisnis beras. Pengusaha terkemuka ini bisnis beras lewat bendera PT Belitang Panen Raya (BPR). Itu bagian dari PT Sumber Energi Pangan (SEP) di bawah naungan Triputra Group.
BACA JUGA: Maulana Kabbani
Dalam kerja sama itu kelihatannya Wilmar Padi akan bertindak mirip Bulog-nya swasta. Di saat panen Wilmar membeli gabah, digiling di pabriknya jadi beras. Itulah beras merk Sania.
Sukarto Bujung juga terjun ke beras. Awalnya ia pedagang beras di Palembang. Lalu mendirikan PT Buyung Poetra Sembada Tbk, bergerak di beras premium. Kode emitennya HOKI. Merk berasnya Topi Koki.
Demikian juga Joko Mogoginta. Perusahaannya, PT FKS Food Sejahtera Tbk (AISA) juga terjun ke sawah.
Saya tidak terlalu tahu partner CREW 8 yang akan menangani pupuk: Biotek. Di zaman ini terlalu banyak produk pupuk hayati di pasaran. Ibaratnya semua orang bisa bikin pupuk hayati.