Rayon Sritex
-Humas Kementerian Ketenagakerjaan- Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker), Immanuel Ebenezer Gerungan yang akrab disapa Noel menjelaskan jika program ini memberikan manfaat berupa uang tunai, akses pelatihan kerja, dan layanan informasi lowongan kerja-- -Humas Kementerian Ketenagakerjaan-
BACA JUGA:Nyali Besar
Sebagai kreditor besar Sritex, BNI --dan bank pemerintah lainnya-- bisa aktif berkomunikasi dengan kurator dan hakim pengawas.
Hakim pengawas adalah hakim yang ditunjuk pengadilan untuk mengawasi kurator. Satu hakim.
Hakim pengawas bisa mengusulkan memberhentikan kurator. Juga bisa menolak usulan kurator. Bisa tidak setuju dengan langkah kurator.
Maka pemerintah baiknya memerintahkan direksi bank-bank miliknya untuk mengajukan permintaan ke hakim pengawas. Yakni agar mendorong kurator memutuskan untuk menjalankan kembali perusahaan.
Soal siapa manajemen yang menjalankanmya kurator bisa mencari ke mana-mana. Bahkan diperbolehkan memilih manajemen lama. Hanya saja manajemen lama harus tunduk pada putusan kurator.
Sebenarnya dalam proses persidangan kepailitan, pemilik lama, dan manajemennya, pasti diberi kesempatan bersuara. Khususnya mengenai niat baiknya untuk melunasi utang. Dari situ majelis hakim bisa menilai apakah niat baik tersebut masuk akal.
Dalam hal pabrik tekstil di Sukoharjo, Solo, itu tidak ada masalah. Pesanan selalu penuh. Zara dan Uniqlo selalu order ke Sritex. Tantanganya hanya barang impor dari Tiongkok, khususnya impor gelap.
Harusnya Sritex juga bisa lebih efisien. Kini Sritex punya pabrik rayon sendiri --bahan baku tekstil sitentis. Pabriknya masih baru: belum satu tahun beroperasi. Memang pabrik rayon Sritex tidak sebesar milik IndoBharat, perusahaan India di Purwakarta itu. Pabrik rayon milik Sritex dua unit --IndoBharat punya empat unit.
Sritex juga sedang merencanakan membangun gardu induk listrik yang besar: empat hektare. Dengan punya gardu induk sendiri tagihan listrik bisa lebih hemat.
Memang BNI bukan kreditor terbesar. Yang tagihannya paling banyak adalah Citicorp Investment Bank. Yakni unit bisnisnya yang di Singapura. Tagihannya: Rp 4,43 triliun.
Segala upaya untuk menghidupkan Sritex pantas dilakukan. Jangan sampai perusahaan raksasa seperti itu berakhir begitu saja. (Dahlan Iskan)