Foto Pimpinan
Barang bukti pembuatan uang palsu di UIN Alauddin, Makassar.--Istimewa
Di Selasa pertama ia baru dengar ada kasus pencetakan uang palsu. Tapi sifatnya masih desas-desus. Setelah salat ia bertanya ke banyak staf di situ. Semua menjawab tidak tahu --meski ia yakin mereka hanya pura-pura tidak tahu.
Selasa kedua kemarin semuanya sudah jelas. Pimpinan mereka, Andi Ibrahim, sudah ditahan. Quraisy tidak perlu bertanya lagi. Justru ia menasihati mereka: jalani saja kehidupan di dunia ini.
Quraisy lalu menengok ke dinding deretan foto para kepala perpustakaan dari masa ke masa. Ada foto dirinya. Lalu ada foto wanita penggantinya. Quraisy pun berpikir akankah dipajang foto Andi Ibrahim di sebelah wanita itu.
Syekh Yusuf punya koleksi sekitar 40.000 buku. Sepertiganya buku-buku agama.
Salah satu buku yang "laris" di sana justru buku kedokteran. Judulnya ”Sobotta”. Anda sudah tahu Sobotta: Johannes Sobotta. Orang Jerman. Ahli anatomi legendaris. Meninggal tahun 1945.
Nama Sobotta abadi. Ia penyusun buku Atlas Anatomi Tubuh Manusia. Judul panjangnya: Altas Anatomi Tubuh Manusia Sobotta. Sudah jadi buku babon bagi mahasiswa kedokteran.
BACA JUGA: Kehilangan Bulan
Saking larisnya pernah ada yang hilang. Ada juga yang halaman-halaman tertentunya lenyap.
Setelah tinggal lima buku akhirnya Sabotta tidak dipajang di rak lagi. Tetap ada di katalog tapi untuk membacanya pakai prosedur khusus.
Quraisy adalah sarjana perpustakaan pertama yang dimiliki UIN Alauddin. Sarjana pustakanya diraih di Unhas. Lalu S-2 nya di UI. Doktornya di UIN Alauddin.
Quraisy juga pernah jadi ketua jurusan perpustakaan di UIN. Awalnya satu angkatan hanya delapan mahasiswa.
Saat ia mengakhiri jabatan itu mahasiswanya lebih 200 orang. Quraisy pula yang mengusulkan UIN membuka S-2 perpustakaan.
Di perpustakaan itu Quraisy juga bikin revolusi: bakar tumpukan skripsi. Ganti dengan digital. Sejak itu ranking blibiometrik Syekh Yusuf naik dari ranking 200 ke 50.
Kini jangankan ranking. Nama perpustakaan UIN Alauddin masuk comberan.
Kalau toh foto Andi Ibrahim kelak akan dipajang di deretan pimpinan dari masa ke masa sebaiknya disandingkan sekalian dengan foto mesin cetak uang palsunya. (Dahlan Iskan)