Gosip N.d.a.s

Presiden Prabowo dalam pidatonya pada HUT ke-17 Gerindra--Akun instagram @prabowo

Pesan yang perlu ditangkap: awas! Hati-hati!

BACA JUGA:Jaipong Gembyung

Memang dua isu hot terjawab sekaligus dari satu pidato ketua umum Partai Gerindra yang juga presiden Indonesia itu: soal kabinet gemuk dan soal hubungannya dengan Jokowi --presiden yang digantikannya.

Jelaslah bahwa penilaian kita selama ini ternyata salah. Atau dianggap salah. Salah besar.

Beliau tegas menyatakan bahwa kabinet ini bukan kabinet gemuk. Saking geramnya atas kesalahan kita itu sampai kata setengah rahasia itu pun dibisikkan dengan sangat jelas.

Maka sejak ada pidato ulang tahun malam itu akan ada pengadilan publik: siapa yang sebenarnya salah. Gemuk atau tidak gemuk.

Dari sini akan mulai muncul garis pembatas. Batas antara kelompok pro gemuk dan pro kurus.

Selama ini garis itu kabur. Orang yang pro-kurus masih mencoba memahami. Presiden lagi terpaksa membuat kabinet gemuk. Banyaknya kelompok pendukung harus diakomodasi agar politik stabil. Toh enam bulan kemudian bisa dilangsingkan. Kalau mau.

Ternyata tidak begitu. Presiden tidak setuju kabinetnya disebut gemuk. Gemuk kurus itu yang penting hasilnya. Gemuk tapi bisa memuaskan apa salahnya.

Isu satunya lagi lebih hot: soal hubungannya dengan presiden Jokowi. Anda sudah tahu sendiri isi pidato tersebut. Sudah jelas. Tidak perlu fitafsirkan.

Bukan hanya isinya, juga kemasannya. Sempurna. Bahwa mereka adalah satu.

Di situ tegas sekali. Prabowo sangat berterima kasih pada Jokowi. Sampai menyanyikan lagu terima kasih itu dari podium. Bersama seluruh kader Gerindra yang hadir.

Lagu terima kasih itu pun diulang-ulang sampai Jokowi berdiri dari kursinya untuk meresponnya. Sedang anaknya, Wapres Gibran Rakabuming Raka, tetap duduk sambil tersenyum gaya khasnya.

Jokowi-lah memang yang menaikkan pangkat Prabowo menjadi jenderal bintang empat. Jenderal penuh. Dari seorang letnan jenderal yang dipecat. Betapa jasa itu tak terpermanai nilainya bagi seorang tentara.

Jokowi jugalah yang membuat Prabowo bisa terpilih sebagai presiden. Kurang besar apa jasa itu? Maka kalau Prabowo sampai tidak berterima kasih, Rhoma Irama bisa menciptakan lagu 'Terlalu' yang lebih terlalu.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan