Pemkab Bengkulu Tengah Larang Sekolah Jual Seragam, Apapun Alasannya

BERADA : Kantor Bupati Bengkulu Tengah yang berada di jalan lintas Bengkulu-Kepahiang, tepatnya di wilayah Desa Ujung Karang Kecamatan Karang Tinggi. --CANDRA/RK
Radarkoran.com - Sudah berulang kali, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bengkulu Tengah melelui pihak atau Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait menegaskan bahwa sekolah dilarang menjual seragam, apapun alasannya. Bahkan kebijakan ini sudah ditetapkan melalui Surat Edaran (SE) bupati.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Bengkulu Tengah, Drs. Tomi Marisi, M.Si menegaskan dalam SE Bupati Bengkulu Tengah tersebut semuanya sudah dijelaskan, sehingga tidak alasan lagi untuk pihak sekolah menjual seragam kepada siswa-siswinya.
Pernyataan ini diutarakan berulang kali setelah sebelumnya ada wali murid yang mengeluh lantaran harus membayar Rp 530 ribu untuk membeli seragam yang ditetapkan oleh pihak sekolah. Dengan demikian, Disdikbud Bengkulu Tengah memastikan akan mengambil langkah tegas jika masih ada sekolah yang ngeyel menjual seragam.
BACA JUGA:Ada Ribuan Penerima, Perlengkapan Sekolah Gratis di Bengkulu Tengah Disalurkan
"Dalam SE bupati ditegaskan, kalau semua sekolah tidak diperkenankan terlibat dalam proses pembelian seragam siswa. Baik seragam batik khas sekolah, pakaian olahraga maupun pakaian muslim. Jika ada wali murid ingin membeli seragam sekolah, ya pihak sekolah hanya cukup memberitahu di mana tempat penjahit yang membuat seragam tersebut. Bukan malah sekolah berperan mengumpulkan uang dari wali murid," tegas Tomi.
Diterbitkannya SE oleh bupati, sambung Tomi, karena tidak ingin adanya praktik yang bisa dianggap sebagai komersialisasi pendidikan. Pada sisi lain untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan terjadi seperti halnya di salah satu sekolah di daerah tersebut yang kedapatan menjual seragam.
"Pemkab Bengkulu Tengah serta pihak sekolah tidak memiliki niat untuk memberatkan para orang tua siswa. Kalau memang ada yang tidak mampu, silakan menemui kepala sekolah dan pasti akan dibantu. Karena sekolah sudah menyiapkan solusi masing-masing. Ada yang diberikan secara gratis, ada yang boleh mencicil," demikian Tomi.