Butuh Rp 24 Miliar untuk Penanganan Longsor di Kepahiang
LONGSOR : Salah satu longsor yang terjadi di Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu yang membutuhkan penanganan secara permanen, agar tak terjadi longsor susulan yang mengakibatkan kerugian lebih besar. --DOK/RK
Radarkoran.com - Guyuran hujan deras yang terjadi di wilayah Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu belakangan ini mengakibatkan terjadinya sejumlah bencana alam, baik itu longsor maupun banjir. Dari bencana alam yang terjadi, ada di antaranya yang berdampak terhadap pemukiman masyarakat. Yakni perumahan dan jalan yang dilintasi masyarakat, semaunya membutuhkan penanganan serta anggaran.
Dikonfirmasi, Plt. Kepala BPBD Kepahiang, Hendra, ST memaparkan, setiap bencana alam seperti banjir dan longsor memang harus ditangani supaya tidak berdampak lebih luas dengan kerugian lebih besar.
Namun dengan kondisi keuangan daerah yang minim saat ini, tambah Hendra, penanggulangannya belum bisa dilakukan langsung secara permanen.
"Penanganan yang dilakukan sekarang ini, baru sifatnya tindak lanjut secara kedaruratan saja," sampai Hendra, Rabu 17 April 2024.
Dirinya tidak menapik, hujan lebat yang terjadi belakangan ini mengakibatkan sejumlah titik di Kabupaten Kepahiang mengalami banjir serta tanah longsor. Dampak yang terjadi, di antaranya ada terhadap pemukiman dan jalan yang dilintasi masyarakat.
BACA JUGA:BAHAYA! Panjang Longsor di Dusun Kepahiang 14,5 Meter dengan Ketinggian 9,2 Meter
Dari peninjauan langsung ke lokasi-lokasi terdampak bencana alam, menurut Hendra, penanganan atau perbaikan yang harus dilakukan membutuhkan dana yang cukup besar. Bahkan untuk penanganan secara permanen akibat bencana alam yang terjadi, sedikitnya membutuhkan anggaran hingga Rp 24 miliar.
"Dampaknya memang beberapa wilayah mengalami kerugian meterial yang cukup besar dan harus segera mendapatkan penanggulangan. Hanya saja, untuk melakukan penanggulangan secara permanen, kita masih minim anggaran. Sebab dari pantauan yang kita lakukan, sedikitnya membutuhkan anggaran Rp 24 miliar," terang Hendra.
Masih dengan Hendra, dia mengungkapkan, dari bencana alam yang terjadi di sejumlah titik di Kabupaten Kepahiang belakangan ini, sedikitnya terdapat 6 lokasi yang dianggap membutuhkan penanggulangan.
Rinciannya Rp 7 miliar penanganan longsor di Kelurahan Pensiun, Rp 6 miliar longsor di 2 titik di Desa Karang Endah, Rp 4 miliar penanganan longsor di Jalan Baru Kelurahan Pasar Kepahiang, Rp 1 miliar penanggulangan longsor di Desa Weskust, Rp 1 miliar longsor di SDN 15 Pensiunan, dan Rp 4 miliar penanganan longsor di Desa Kutorejo.
"Memang anggaran yang dibutuhkan sangat besar, lantaran seluruhnya diperlukan penanganan secara permanen. Tetapi untuk sementara waktu, kita juga sudah turun ke lapangan melakukan peninjauan maupun penanggulangan secara kedaruratan," papar Hendra.
Ia menambahkan, apabila dilihat dari kondisi keuangan daerah yang ada saat ini, sangat sulit bagi pihaknya untuk melakukan penanganan permanen. Tetapi menyangkut hal ini, BPBD Kepahiang berjanji akan berusaha mengusulkan kebutuhan anggaran ke BNPB maupun ke BPBD Provinsi Bengkulu.
BACA JUGA:Butuh Ratusan Juta, Pemkab Kepahiang Pastikan Penanganan Longsor di Jalan Baru Belum Tahun Ini
"Bencana alam yang terjadi di sejumlah titik di Kabupaten Kepahiang sudah kami laporkan ke BNPB dan ke BPBD Provinsi Bengkulu. Semoga saja nantinya bisa mendapatkan tanggapan serta anggaran, untuk melakukan penanganan secara permanen terhadap bencana yang terjadi tersebut," demikian Hendra.