Cerita Pedagang Batagor Tidak Mudik Lebaran
JUALAN : Asep pedagang batagor asal Kecamatan Samarang Kabupaten Garut mengais rejeki di Kabupaten Kepahiang.--IYUS/RK
Radarkoran.com - Asep pedagang Batagor Bandung, memilih 10 hari setelah lebaran jadi waktu yang tepat untuk pulang ke kampung halamannya yang ada di Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat. Sebelumnya, pria yang kini bersusia 24 tahun ini memilih tidak mudik dan memilih tetap berdagang karena melihat peluang meraup keuntungan yang menjanjikan.
Pria yang berdagang batagor dan siomai berasal dari Kecamatan Samarang, Garut, Jawa Barat ini menerangkan, biasanya sebulan setelah lebaran banyak pedagang masih ada di kampung halamannya. Karena alasan itu Asep tetap berdagang, terlebih dia masih lajang.
Setiap hari, Asep mangkal dengan gerobak batagor Hoki di depan salah satu gang yang ada di Jalan Kolonel Santoso, tepatnya didekat Samping BRI Kepahiang.
"Saya ngontrak di sini (Kepahiang, red), bersama bapak serta tetangga sekampung. Kalau bapak sudah mudik lebaran. Kalau saya, pulang kampung sesudah lebaran," kata Asep, Sabtu 20 April 2024.
Lanjut Asep menceritakan, tidak bisa mencicipi lontong dan opor ayam buatan ibunya di momen idul fitri sudah menjadi hal yang biasa.
"Nanti akan pulang setelah 10 atau 15 hari lebaran. Lebaran adalah momen bagi saya untuk tetap berdagang, sebab orang lain banyak yang tidak berdagang. Kemudian ongkos pulang ke Garut juga sudah turun, kalau saya pulangs etelah lebaran," ujarnya.
BACA JUGA:Cerita Memilukan Warga yang Dikepung Banjir di Padang Lekat Kepahiang
Berjualan pada momen lebaran, Asep mengaku kerap pulang sebelum Magrib, karena dagangannya cepat habis, keuntungan yang dia dapat juga maksimal.
"Alhamdullilah cepat pulang. Biasanya Isya baru pulang. Setiap hari adonan paling banyak bawa lima kilogram, kalau abis pegang Rp 500 ribuan, bersih ya," ujarnya.
Asep menuturkan, ayahnya berjualan baktus dan cilok. Sedangkan dia memilih berdagang batagor dan siomai, supaya apa yang dijual oleh dia dan ayahnya beragam. "Dulu datang ke sini tahun 2014. Terus belajar jualan sama bapak. Dulu saya juga jual baktus, sama dengan apa yang dijual bapak," tutur Asep.
Asep rela tidak berlebaran dengan kelurga di Garut semata-mata bukan memikirkan keuntungan belaka, tapi dia memiliki cita-cita yang belum tercapai dan ingin dia wujudkan atas buah kerja kerasnya sendiri tanpa merepotkan orang lain dan orangtua.
"Belum punya rumah di kampung, sekarang sudah mulai bangun. Mudah-mudahan bisa cepat selesai agar mudik tahun depan sudah bisa ditempati dan nikah nanti sudah punya rumah," pungkasnya.