Lia James
Lia bersama suami James F. Sundah dan anaknya Erick saat ada di Camino, tepatnya di KM 44.911.--
Memang ada yang lebih baik: kaus kaki berjari lima. Bisa mengurangi kemungkinan jari-jari melepuh. Tapi Lia belum menemukan kaus kaki woll yang berjari lima.
Tidak boleh lupa: minyak angin, minyak gosok dan obat puskesmas --pusing, keseleo, masuk angin. Dan harus latihan jalan jauh setiap hari. Sejak sebulan sebelum berangkat.
Yang terakhir itu rasanya saya tidak perlu. Senam dansa saya sudah melebihi jalan kaki. Dan lagi saya sudah lulus jalan kaki dari Mekah ke Arafah. Waktu naik haji dulu. Lebih jauh dari 20 km. Pulang pergi pula.
Jemaah haji umumnya naik bus ke Arafah. Tapi Rizal Effendy dan Zainal Muttaqin menantang saya untuk jalan kaki saja. Dua direktur perusahaan saya itu hampir 10 tahun lebih muda.
Saya ganti menantang Nino dan satu lagi yang lebih muda lagi. Terbersit sedikit kesombongan; saya harus lebih kuat dari dua yang termuda itu.
Jadilah berlima jalan kaki. Dari Mekah setelah Asar. Sekitar pukul 4.30 sore. Tiba di Arafah jam 11.00 malam. Kelak di tahun 2010 Rizal jadi Wali Kota Balikpapan.
Dua yang termuda itu mampu meruntuhkan kesombongan saya: Mekah-Arafah itu enteng bagi mereka. Saya baru tahu setelah di Arafah: mengapa dua pemuda itu tetap segar saja. Ternyata mereka sudah biasa ikut Sumo --jalan kaki tahunan dari Surabaya ke Mojokerto, 50 km.
James tidak harus latihan. Nafasnya terlihat lebih berat dibanding umurnya. Dan lagi di Camino ini James sudah dianggap lulus tanpa harus berjalan kaki. Ia boleh naik mobil. Di jalur mobil. Di jalan raya. Sekalian mengangkut bagasi istri dan anaknya. Juga bagasi saya kelak. Insyaallah.
BACA JUGA:James Camino
James lulus otomatis?
"Betul. Semua orang yang bernama James boleh tanpa jalan kaki di Camino," ujar Lia. James membenarkan itu.
Ketika berangkat jalan kaki dari Sarria, Lia membawa 'paspor Camino'. Dia pun minta paspornyi distempel petugas di Sarria, pedalaman Spanyol. Dapat satu stempel. Sarria hanya sebuah desa, 100 km di timur Santiago.
Tidak ada upacara pemberangkatan. Semua orang berangkat sendiri-sendiri. Tidak ada pula titik pemberangkatan. Boleh dari mana saja. Pun dari hotel.
Tidak jauh dari hotel Lia ada gereja kecil. Lia bertiga mampir untuk berdoa.
Di tengah perjalanan, Lia minta stempel lagi ke petugas yang ada. Sehari paling tidak harus ada dua stempel di 'paspor Camino'. Lia pun memperlihatkan paspor Camino-nyi: penuh stempel. Lima hari kali dua stempel.