Kilas Balik Asal Mula Nama Empat Lawang Sumatera Selatan, Kalahkan Kerajaan Tuban
Kabupaten Empat Lawang yang merupakan pecahan dari Kabupaten Lahat Provinsi Sumatera Selatan mempunyai makna tersendiri bagi masyarakat Lintang Empat Lawang.--Ist/RK
Radarkoran.com - Kabupaten Empat Lawang yang merupakan pecahan dari Kabupaten Lahat Provinsi Sumatera Selatan mempunyai makna tersendiri bagi masyarakat Lintang Empat Lawang.
Arti kata Lawang sendiri sesungguhnya adalah Lawangan atau Pamitan, yaitu orang yang terkemuka atau sesepuh dan dapat pula diartikan pahlawan pada masa itu.
Dikisahkan pada zaman nenek moyang dahulu, terdapat Empat Pahlawan yang merangkap jadi imam dan juga menjadi pimpinan di daerah Empat Lawang dengan kawasan wilayah I, Marga Tedajen, sekarang disebut Marga Lubuk Puding dengan zuriatnya sekarang ini adalah Pangeran Halek, Demang Achmad (dari Komering) istrinya adik Pangeran (Mariatul) anaknya Bapak Hasan Belando, Bapak Drs. Halek dll.
Wilayah II merupakan marga Kejaten Mandi Musi Ulu, sekarang disebut Marga Tanjung Raya dengan zuriatnya : Pangeran H. Abubakar anaknya Pasirah A. Zaini (alm) dll. Wilayah III yaitu Marga Muara Pinang, dengan zuriatnya Pasirah Sani dan wilayah IV merupakan Marga Muara Danau, dengan zuriatnya Pangeran Majid anaknya Pasirah A.K. Matjik dan Demang Umar.
BACA JUGA:CPNS 2024 KPU RI, Tugas, Jabatan dan Gaji yang Akan Diterima
Disamping ke empat marga tersenut di atas, ada marga tersendiri dulu disebut Miji, kalau sekarang disebut dengan istimewa yaitu Marga Singkap Dalam Musi Ulu, sekarang disebut Marga Karangdapo, daerahnya meliputi Talang Padang, yang dipimpin oleh Puyang Kagede yang nama aslinya Nung Kodo Lindung.
Daerah Marga Tedajen / Marga Lubuk Puding dari wates sampai Karangdapo, daerah Marga Kejatan Mandi Musi Ulu / Marga Tanjung Raya adalah dari dusun Kungkilan terus ke arah Pagaralam sampai ke Marga Gunung Meraksa, yang ke arah Tebing Tinggi sepanjang Sungai Musi sampai ke Saling.
Dari Dusun Muara Pinang sampai Dusun Sawah disebut Lintang Kiri dikenal sebagai Marga Semidang, Puyangnya ialah Serunting Sakti, sedangkan daerah Muara Danau disebut Lintang Kanan.
BACA JUGA:Jalur Khusus CPNS 2024 KPU RI Dibuka, Cek Disini Kriterianya
Sesudah zaman Belanda daerah ini menjadi 13 (tiga belas) marga yaitu : Marga Saling, Marga Kupang, Marga Batu Pance, Marga Talang Padang, Marga Tanjung Raya, Marga Karangdapo, Marga Lubuk Puding, Marga Gunung Meraksa, Marga Tanjung Raman, Marga Babatan, Marga Muara Danau, Marga Muara Pinang dan Marga Seleman.
Pada zaman Sunan Palembang berperang dengan tentara Tuban di Jawa, pada waktu itu Sunan mengirim utusan ke Empat Lawang memohon bantuan untuk berperang dengan kerajaan Tuban, maka Empat Pahlawan ditambah Puyang Kagede bersedia membantu Sunan, dengan membawa empat puluh pasukan lalu mereka berkumpul disebuah batu besar,. untuk berunding/berencana/bemance Batu Besar tempat mereka berunding akhirnya menjadi sebuah daerah dan menjadi Marga Singkap Pelabuhan dan terakhir berubah menjadi Marga Batu Pance, dari hasil perundingan mereka di atas batu besar tadi, mereka langsung berangkat ke Tuban beserta pasukan masing - masing dan langsung berperang denga Kerajaan Tuban.
BACA JUGA:Ada Formasi SMA di CPNS Kejaksaan RI Tahun 2024, Ini Rincian Formasi dan Gajinya
Kerajaan Tuban kalah, tetapi Puyang/Pahlawan dari Muara Pinang mati terbunuh, mengakui kekalahannya Kerajaan Tuban menyerahkan : Gong pusaka gading, Kelinteng Aur Lanting dan anak raja, satu perempuan dan satu lelaki, sebagai ganti puyang yang terbunuh waktu berperang.
Anak Raja yang laki tadi didudukan di Muara Pinang, sedangkan yang perempuan kawin dengan salah satu anggota pasukan, dan terus dilinggihkan (dudukan) yang mana sekarang menjadi Dusun Lingge.