Puasa Syawal 6 Hari Setelah Idul Fitri, Pahalanya Sama dengan Puasa 1 Tahun Berturut-turut
KAJIAN : Ketua Majlis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah Kepahiang, Ustaz Malito mengajak kaum muslimin melaksanakan puasa syawal 6 hari yang dilaksanakan usai lebaran idul fitri.--IYUS/RK
Radarkoran.com - Hari Raya Idul Fitri 1445 H menjadi tanda masuknya bulan syawal. Ada banyak amalan yang bisa dilakukan umat Islam di bulan Syawal. Salah satunya adalah menjalankan puasa sunah.
Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kepahiang, Ustaz Malito Junizon M.Pd memaparkan hikmah dan keutamaan mengerjakan puasa Syawal.
"Umat Islam dianjurkan untuk melaksanakan puasa selama 6 hari pada bulan Syawal," kata ustaz Malito, Kamis 11 April 2024.
Lebih lanjut, ustaz Malito menjelaskan, puasa syawal ini hukumnya sunah dan memiliki banyak keutamaan serta pahala yang berlimpah.
"Barang siapa yang berpuasa Ramadan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka baginya (Pahala) puasa selama setahun penuh hadist riwayat Muslim," paparnya.
BACA JUGA:Libur Lebaran, Jalan Provinsi Menuju Objek Wisata Air Putih Dikeluhkan Wisatawan
"Karena itu sangat rugi sekali jika kaum muslimin mengabaikannya, mengingat jika kita mau benar-benar puasa selama setahun setiap hari berturut turut rasanya tidak mungkin. Namun karena rahmat-Nya dan kasih sayang Allah, kita bisa memperoleh keutamaan itu hanya dengan berpuasa 6 hari saja di bulan syawal," sambungnya.
Kapan waktu puasa Syawal? Ustaz Malito menerangkan, puasa Syawal bisa dilaksanakan mulai dari tanggal 2 sampai dengan 30 Syawal. Adapun cara pelaksanaannya bisa dengan berturut-turut, atau secara terpisah-pisah.
"Mengenai Tata cara puasa Syawal, sebenarnya sama dengan puasa Ramadan, baik rukun, sunah, dan hal-hal yang membatalkan puasa. Hanya saja yang membedakan pada niatnya saja. Kalau ramadanniat puasanya wajib, sementara untuk puasa Syawal berniat puasa sunnah.
Ya kalau mau dilafazkan kira kira begini, aku berniat puasa sunah Syawal esok hari karena Allah ta'ala," samapi ustaz Malito.
BACA JUGA:Libur Lebaran Ingin ke Objek Wisata Kebun Teh Kepahiang? Ini Jalur yang Harus Dilewati
Walaupun sebenarnya dalam kajian Muhammadiyah, tambahnya lagi, niat amalan hati tidak perlu dilafazkan karena Allah maha tau apa yang diniatkan setiap makhluknya.
"Silahkan makan sahur, sama dengan puasa lainnya dan dilanjutkan dengan menahan segala hal yang membatalkan dan mengurangi pahala puasa sampai pada waktunya berbuka puasa atau waktu magrib," demikian ustaz Malito.