Radarkoran.com - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bengkulu mencatat, Provinsi Bengkulu pada bulan November 2024 mengalami inflasi sebesar 0,20 persen (m-to-m) setelah lima bulan terakhir mengalami deflasi atau angka inflasi pada persentase minus.
"Bengkulu kembali mengalami inflasi setelah beberapa bulan terakhir angka inflasi kita minus atau deflasi," kata Kepala BPS Provinsi Bengkulu, Ir. Win Rizal, ME.
BPS memberikan catatan penting terkait dengan inflasi di bulan November 2024. Pertama, faktor cuaca dan berkurangnya pasokan komoditas penyumbang inflasi.
"Hal ini menyebabkan harga beberapa komoditas mengalami kenaikan, seperti bawang merah, tomat, dan lain-lain," sampai Win Rizal.
Kedua, adanya faktor kenaikan harga bawang putih impor. Dan naiknya harga bawang putih ini disebabkan oleh kenaikan harga bawang putih impor yang masih mendominasi pemenuhan kebutuhan bawang putih di wilayah Bengkulu.
Ketiga, adanya kenaikan harga minyak goreng yang menjadi salah satu komoditas yang dibutuhkan masyarakat.
"Kenaikan harga CPO yang merupakan bahan baku utama mempengaruhi naiknya harga minyak goreng," kata Win Rizal.
Keempat, adanya kenaikan harga pada kelapa sawit. Kenaikan ini dipengaruhi oleh adanya penurunan produksi kelapa sawit, meningkatnya permintaan, dan kebijakan pemerintah.
BACA JUGA:Satu Kamar di Mess Pemda Bengkulu Terbakar, Penyebabnya?
"Terakhir, adanya kenaikan harga cabai rawit. Panen petani lokal dan pasokan dari luar daerah menyebabkan harga cabai rawit mengalami penurunan," tambah Win Rizal.
Untuk diketahui, Provinsi Bengkulu sebelumnya telah mengalami tren deflasi atau angka inflasi minus selama lima bulan berturut-turut dari Juni-Oktober 2024.
Pada bulan Juni 2024, Bengkulu mengalami deflasi bulanan, sebesar minus 0,04 persen. Kondisi tersebut membawa inflasi Bengkulu sedikit mengalami penurunan dari bulan Mei yang melebihi batas atas rentang target inflasi nasional, dengan nilai inflasi sebesar 3,71 persen (yoy).
Lalu di Juli 2024, Bengkulu kembali mengalami deflasi bulanan pada level minus 0,7 persen. Deflasi itu langsung menarik angka inflasi Bengkulu turun ke dalam rentang target nasional, bahkan turun 1,33 persen, dan berada pada level 2,31 persen (yoy).
Kemudian angka inflasi terus mengalami penurunan yakni deflasi 0,18 persen (mtm) pada Agustus, deflasi 0,28 persen atau inflasi minus 0,28 persen (mtm) pada September dan kembali mengalami deflasi sebesar 0,09 persen atau secara tahunan mengalami inflasi 1,34 persen (yoy) pada Oktober.
Pada November 2024 ini Bengkulu baru mengalami Inflasi dengan angka bulanan 0,20 persen (mtm), atau sebesar 0,82 persen (yoy), angka tersebut masih berada dibawah rentang bawah target inflasi nasional yang telah ditetapkan pada 2,5 persen plus minus 1.