Inflasi Bengkulu Bulan Mei 2025 Naik 0,39 persen

Infografis inflasi tahunan di Bengkulu per Mei 2025--GATOT/RK

Radarkoran.com - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bengkulu mencatat pada bulan Mei 2025 ada kenaikan angka inflasi year on year (y-on-y) Provinsi Bengkulu sebesar 0,39 persen. Angka ini membuat Indeks Harga Konsumen (IHK) di Bengkulu berada di posisi 107,18 poin.

Kepala BPS Provinsi Bengkulu, Ir. Win Rizal, ME menuturkan, kenaikan angka inflasi ini disebabkan oleh beberapa kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan harga dan ikut andil berkontribusi pada inflasi. 

Kelompok pengeluaran yang andil menyumbang inflasi tersebut yakni kelompok pakaian dan alas kaki yang mengalami lonjakan hingga 1,12 persen. Disusul kelompok kesehatan dengan kenaikan tajam 2,12 persen, kelompok transportasi sebesar 0,28 persen, serta kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga juga naik 0,19 persen. 

"Ada juga kelompok perlengkapan dan perawatan rumah tangga sebesar 0,18 persen," jelas Win Rizal. 

Lebih jauh, beberapa komoditas juga menjadi penyumbang utama inflasi di Bengkulu seperti emas perhiasan, santan segar, sigaret kretek mesin (SKM), dan minyak goreng.

BACA JUGA:Panggung Ceria Shigor Montessori: Anak-anak Tampil Memukau dalam Nuansa Budaya Nusantara

BACA JUGA:Satgas Optimalisasi PAD Provinsi Bengkulu Dikukuhkan

"Khusus emas, adanya lonjakan harga dipengaruhi oleh pergerakan global yang membuat emas tetap jadi primadona investasi, bahkan untuk skala rumah tangga. Meskipun bukan kebutuhan pokok masyarakat, kenaikan harga emas cukup signifikan menyumbang inflasi," imbuh Win.

Sedangkan untuk komoditi seperti santan segar, yang biasanya dibutuhkan untuk kebutuhan dapur dan hajatan warga, ikut memicu inflasi karena meningkatnya permintaan masyarakat lokal. Begitu pula dengan SKM yang konsumennya tetap tinggi di wilayah Sumatera bagian selatan.

Selain beberapa komoditas yang andil menyumbang inflasi, ada juga komoditas yang ikut menahan laju inflasi seperti cabai merah, cabai rawit, bawang merah, dan bawang putih. 

Win Rizal menyebut jika komoditas ini jadi penekan laju inflasi karena harganya turun akibat melimpahnya pasokan dari luar daerah.

"Komoditas cabai ini produksi petani kita meningkat pada Mei, sehingga suplai melimpah dan harga turun. Kita juga mendapatkan tambahan stok dari sentra pertanian di luar Provinsi Bengkulu," tutur Win Rizal.

Selain komoditas pangan, kelompok lainnya yang jadi penekan inflasi yakni pada sektor transportasi. Hal ini lantaran adanya penurunan harga angkutan antarkota dan kendaraan travel pasca momen Idulfitri. 

"Begitu juga untuk tarif bus yang biasanya membumbung tinggi saat lebaran, kini kembali normal," imbuh Win Rizal. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan