Partner Dansa

Kamis 19 Dec 2024 - 17:19 WIB
Reporter : Eko Hatmono
Editor : Eko Hatmono

Bangunan RS juga harus mengesankan kebersihan yang tinggi. Salah satu ”penggangu” kesan bersih itu adalah halaman parkir. Terlihat ruwet. Terkesan banyak polusi. Keras. Kejam. Tidak sehat.

Maka bangunan RS sebaiknya "menyembunyikan" halaman parkir. Masalahnya adalah lahan. Tidak semua rumah sakit punya lahan yang cukup. Banyak pula yang lokasi parkirnya sangat dipaksakan.

BACA JUGA:Mati Lagi

"Saya pun menyesali desain lama saya di awal-awal dulu. Kalau saja lahan parkirnya bisa saya tambah sedikit akan sempurna sekali," kata Adi. Yakni ketika Adi mendesain RS Charitas di Palembang.

"Setiap kali saya ke sana saya kemukakan penyesalan saya itu," katanya.

Di umurnya yang 55 tahun Adi terus keliling berbagai kota. Pembagunan rumah sakit kini dilakukan di mana-mana. Ia juga terlibat pembangunan rumah sakit internasional di Sanur, Bali, yang hampir selesai itu.

Di Yogyakarta, Adilah yang menangani RS Kristen Bethesda. Juga beberapa RS lainnya. "Saya juga banyak menangani rumah sakit Muhammadiyah," katanya.

Kini ia lagi merancang rumah sakit Universitas Kristen Petra Surabaya. Rancangannya sudah selesai. Lihatlah di mana Adi "menyembunyikan" lapangan parkirnya: di balik rumput hijau di bawah bangunan tinggi itu.

"Itu di basement atau setengah basement?” tanya saya.

"Bahkan bukan basement sama sekali," jawabnya. Lokasi parkir itu di lantai selevel dengan jalan raya. Hanya saja dibuatkan semacam bamper yang terbuat dari perengan rumput dan taman.

Semua RS yang ditangani Adi adalah RS swasta. Ia menjauhi proyek pemerintah --Anda pun bisa menebak mengapa.

"Menurut Anda apa kesalahan utama desain kebanyakan rumah sakit"?

"Flow-nya tidak mengalir," jawabnya.

Itu terjadi terutama di rumah sakit pemerintah. Penyebabnya adalah sistem anggarannya. Dananya bertahap. Tiap tahap satu bangunan. Akhirnya antar bangunan tidak tersambung seperti flow yang seharusnya. Kacau sekali.

Sudah bertahun-tahun seperti itu. Seperti tidak pernah belajar dari kesalahan. "Kami pun pernah punya kesalahan. Tapi kami terus belajar dan memperbaikinya," katanya.

Adi sebenarnya ingin fokus di perusahannya saja. Tapi pihak UGM ingin agar Adi tetap jadi dosen di jurusan teknik arsitektur.

Kategori :

Terkait

Jumat 20 Dec 2024 - 17:13 WIB

Tipuan Magelang

Kamis 19 Dec 2024 - 17:19 WIB

Partner Dansa

Rabu 18 Dec 2024 - 17:41 WIB

Mati Lagi

Selasa 17 Dec 2024 - 17:09 WIB

Perusuh Bocor

Senin 16 Dec 2024 - 17:11 WIB

Manajer Istri