Adi pun mengajukan syarat: sepanjang masih boleh dirangkap dengan pekerjaan swastanya.
Adi dosen yang baik. Saat saya wawancara pun ia menjawab pertanyaan saya dengan sangat menarik. Saya merasa seperti jadi mahasiswanya yang penuh minat. Rasanya mahasiswa yang ia ajar akan merasakan apa yang saya rasakan saat wawancara. Dan memang Adi pernah terpilih sebagai dosen terbaik di fakultasnya.
Arsitek spesialis bangunan rumah sakit mulai banyak. Sudah ada sekitar 10 orang. Tentu itu tidak bisa disebut sudah banyak.
Adi tergolong yang awal-awal menaruh minat di situ. Karuan saja langsung besar. Sudah lebih 200 rumah sakit yang lahir dari goresan gambarnya.
Goresan? Ya! Sebagai dosen Adi tetap mewajibkan mahasiswanya untuk mencetak gambar arsitekturnya di atas kertas.
"Agar saya bisa mencoret-coret gambarnya yang di atas kertas," ujarnya.
"Saya tidak mau hanya mengoreksi gambar mahasiswa lewat komentar lisan. Harus ikut coret-coret. Sampai mereka paham," katanya.
Saya pengagum karya-karya arsitektur. Saya suka bicara dengan para arsitek. Maka begitu ketemu arsitek yang spesialis seperti Adi rasanya seperti dapat partner dansa yang asyik. (Dahlan Iskan)