Radarkoran.com - Percepatan pengerukan alur pelabuhan Pulau Baai Bengkulu belum bisa dilaksanakan lantaran penganggaran masih akan diputuskan oleh tiga instansi yang terlibat. Adalah PT Pelindo Regional 2 Bengkulu, Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Bengkulu, dan Asosiasi Persatuan Batu Bara (APBB) Bengkulu.
Asisten II Sekretariat Daerah (Setda) Provinsi Bengkulu, RA Denny mengatakan, berdasarkan hasil rapat terakhir yang dihadiri semua stakeholder, penghitungan anggaran pengerukan alur telah dibahas oleh ketiga pihak yang berkepentingan. Untuk itu, pihaknya saat ini masih menunggu hasil koordinasi antara Pelindo, KSOP, dan APBB.
"Kita masih menunggu hasil koordinasi mareka, pertengahan bulan ini laporan mengenai kontraktor yang akan melaksanakan pengerukan atau pemenang lelang akan disampaikan kepada Gubernur," kata RA Denny pada Selasa, 13 Januari 2025.
BACA JUGA:4 Herbal Ini Ampuh Mengatasi Infeksi Saluran Pernapasan
RA Denny menambah, selain membahas alokasi anggaran pengeruka, Pemprov Bengkulu melalui Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi Bengkulu juga sedang mempersiapkan Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL) untuk pasir hasil pengerukan. Karena dalam rapat pembahasan, untuk pasir hasil pengerukan telah disetujui oleh pemerintah pusat akan dibuang ke lokasi terdekat atau digunakan untuk menanggulangi abrasi.
"Sambil menunggu penghitungan anggaran dari Pelindo, KSOP dan APBB, pihak DLHK Provinsi Bengkulu akan membantu pengurusan AMDAL untuk lokasi pasir yang akan di buang dari hasil pengerukan," tuturnya.
Lebih jauh, sesuai kesepakatan dari rapat semua pihak, proses pengerukan alur pelabuhan Pulau Baai Bengkulu ditargetkan mulai dilaksanakan pada awal bulan Maret 2025 mendatang.
BACA JUGA:5 Khasiat Teh Kapulaga untuk Kesehatan Tubuh
"Kami harapkan pengerukan Pelabuhan Pulau Baai sudah berjalan pada awal Maret," ujar RA Deny.
Untuk diketahui, rencana pengerukan alur Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu akan dilakukan dengan sistem Joint Ventures Company (JVC), yang melibatkan pelaku usaha pelabuhan termasuk APBB Bengkulu. Sementara itu, anggaran pengerukan alur diperkirakan sekitar Rp 210 miliar menurut perhitungan awal PT Pelindo Regional 2 Bengkulu, sedangkan APBB memperkirakan anggaran sekitar Rp 100 miliar.
Pengerukan ini menjadi salah satu kegiatan yang bersifat urgen dan harus segera dilaksanakan. Hal ini mengingat kedalaman alur Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu saat ini diperkirakan berada pada angka minus 2,9 Mean Low Water Spring (MLWS). Kondisi kedalaman alur ini menyebabkan kapal berukuran besar/tongkang tidak bisa berlabuh. Tentunya hal ini akan berdampak negatif terhadap laju ekonomi dikawasan pelabuhan tersebut.