Minus Dua

Sabtu 18 Nov 2023 - 16:37 WIB
Reporter : **
Editor : **

Oleh: Dahlan Iskan

DARI Bandara Halim saya langsung ke RSPAD. Jenazah Opung ternyata sudah diberangkatkan ke Balige. Pakai pesawat carter. Opung dimakamkan di sana. Di kampung halamannya. Kemarin.

Opung memang sudah lama menyiapkan makam untuk dirinya: Di Hall of Silence kompleks museum Letnan Jenderal Purn TB Silalahi. Itu juga disebut TB Silalahi Center.

Saya dua kali ke museum itu. Dari lantai duanya terlihat Danau Toba yang damai. Di antara museum dan danau itu terhampar petak-petak sawah yang padinya lagi menguning.

Di museum itu perjalanan karir militer Opung disajikan. Foto, pakaian, senjata, dan apa pun yang terkait dengan perjuangannya di TNI dipajang. Termasuk ketika menjadi komandan pasukan perdamaian di Timur Tengah.

Ini juga bisa disebut museum Batak. Benda-benda budaya diabadikan di situ. Itulah budaya yang membentuk kepribadian Opung.

Opung mendalami budaya Arab. Juga soal Islam. Ia menjadi pembina salah satu organisasi pesantren yang besar di Jawa Barat. Saya diperkenalkan ke banyak kiai muda di sana. Organisasi itu dikenal luas sering mengadakan lomba marawis se-Jabar.

Opung begitu sering menerima penghargaan sebagai lulusan terbaik di berbagai sekolah komando. Juga di sekolah komando gabungan, Seskogab. 

Tapi karir jabatannya di TNI mirip Opung satunya: Jenderal Luhut B. Pandjaitan. Sama-sama istimewa tapi tidak pernah jadi pangdam, jadi KSAD, apalagi jadi panglima TNI.

Opung bisa menerima itu dengan realistis. Tapi ada satu yang sangat mengganjal di hatinya. Juga di pikirannya: mengapa tidak bisa memiliki bintang empat. 

Opung pensiun dengan tiga bintang (letnan jenderal TNI). Hanya itu. Ia tidak menyesal tidak pernah menjadi KSAD.

Opung menyadari hidupnya ditakdirkan untuk minus dua: bukan Jawa dan bukan Islam. Ia tidak menyebutnya Batak dan Kristen –karena yang suku non-Jawa agama non-Islam lainnya juga mengalami nasib serupa di zaman itu.

''Kau lebih berat lagi,'' kata Opung sambil menunjuk orang terdekatnya: Robert Njoo.

''Kau minus tiga,'' ujar Opung. Maksudnya: Njoo punya tambahan minus satu lagi. Njoo adalah Tionghoa.

''Untuk bisa dapat posisi yang baik kau harus tiga kali lipat lebih pintar dari orang Jawa. Kau harus tiga kali lebih rajin belajar. Kau harus tiga kali kerja lebih keras,'' kata Opung.

Kategori :

Terkait

Jumat 08 Nov 2024 - 17:46 WIB

Taksi Kemudi

Kamis 07 Nov 2024 - 17:16 WIB

Bismillah Karnaval

Rabu 06 Nov 2024 - 17:29 WIB

Anwar Berkeley

Selasa 05 Nov 2024 - 16:38 WIB

Ari Dian

Senin 04 Nov 2024 - 17:21 WIB

Gunung Sritex