Radarkoran.com - Data Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM (Disperindagkop-UKM) Kabupaten Lebong ada lebih dari 6.000 pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang tersebar di wilayah ini. Jumlah pelaku UMKM terbanyak berada di wilayah Kecamatan Lebong Utara dengan jumlah kurang lebih mencapai 1.300 UMKM. Sayangnya, mayoritas usaha tersebut belum mendapatkan pendampingan dan pelatihan yang memadai.
Plt Kepala Disperindagkop dan UKM Lebong, Yepi Purwanti, SE, M.Ak, melalui Penyuluh Perdagangan Disperindagkop UKM Lebong, Yuliana, menyebutkan bahwa sebagian besar usaha di Lebong masih tergolong mikro, dengan rata-rata pendapatan hanya sekitar Rp36 juta hingga Rp365 juta per tahun. Jumlah tersebut jauh di bawah batas maksimal omset usaha mikro berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2021, yang ditetapkan hingga Rp2 miliar per tahun.
"Kalau dilihat dari datanya, rata-rata penghasilan para pelaku UMKM di Lebong masih sangat kecil. Sebagian kecil sudah mulai berkembang ke kategori usaha kecil, tetapi sebagian besar masih berstatus mikro," kata Yuliana.
Ia menambahkan, sampai saat ini belum ada anggaran pendampingan ataupun pelatihan khusus untuk para pelaku UMKM tahun 2025, berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.
BACA JUGA:Setelah Dana BOS, Inspektorat Segera Audit Penggunaan DD
BACA JUGA:Puskesmas Taba Atas Jemput Bola Program CKG
Biasanya, Disperindagkop-UKM Kabupaten Lebong bekerja sama dengan Dinas Koperasi Provinsi Bengkulu dalam mengirim peserta mengikuti pelatihan peningkatan kapasitas usaha. Namun, hingga pertengahan 2025 belum ada surat atau arahan resmi untuk program pelatihan tersebut.
"Dulu rutin setiap tahun para pelaku UMKM dikirim ikut pelatihan di provinsi, tetapi untuk tahun ini belum ada konfirmasi atau undangan. Sementara kita tahu, pendampingan itu sangat penting supaya UMKM bisa naik kelas," lanjutnya.
Lebih jauh Yuliana berharap agar pemerintah provinsi dan pusat tetap memberi perhatian kepada pelaku usaha mikro di Kabupaten Lebong, khususnya di Kecamatan Lebong Utara yang jumlahnya cukup banyak.
Menurutnya, pelatihan dan pendampingan akan membantu UMKM meningkatkan kualitas produk, pemasaran, serta memperluas akses permodalan.
"Jika tidak ada pendampingan, tentu mereka akan tetap sulit berkembang. Padahal potensi usaha makanan, pakaian dan jasa di Lebong sangat menjanjikan kalau didukung dengan pelatihan dan pembinaan," singkatnya.