Radarkoran.com-Bertani lada (sahang) masih menjanjikan di Desa Sungai Jernih Kecamatan Seberang Musi, Kabupaten Kepahiang. Sahang merupakan komoditas pertanian yang bernilai ekonomi tinggi. Bertani sahang menjadi tren investasi masyarakat beberapa tahun terakhir ini, karena dinilai memiliki prospek yang menjanjikan. Saat ini masyarakat setempat mengembangkan varietas lada perdu yang lebih cepat berbuah. Sehingga menjadi alternatif, lantaran lebih efisien dalam penggunaan lahan. Sekarang harga lada atau sahang juga terbilang tinggi diangka Rp 82 ribu per kilogram.
"Alhamdulillah saya jual sahang ke toke dibeli Rp 82 ribu perkilogram," kata Sageng Irianto petani sahang di wilayah tersebut.
Disampaikan Sugeng, untuk di desanya tersebut masih cukup banyak petani yang berkebun lada atau sahang ini. Lada atau sahang ini, ada yang ditanam khusus pada kebun sendiri, tetapi ada juga yang tumpang sari bersama dengan kebun kopi.
BACA JUGA:Mantap! Kopi Robusta Kepahiang Ditinjau Langsung Staf Presiden: Begini Respon Bupati Zurdi Nata
"Setiap petani di desa sungai jernih pasti menanam lada atau sahang varitas unggul, ada yang ditumpang sarikan dengan tanaman kopi, ada juga yang khusus," jelas Sageng yang juga sebagai Sekdes Desa Sungai Jernih.
Menurutnya, sahang ini sangat berpotensi untuk dibudidayakan, karena harganya masih stabil. Sehingga menguntungkan dan memang sangat menjanjikan serta bisa menolong petani saat harga kopi sedang jatuh.
"Perawatannya tidak terlalu sulit, hanya saja butuh perhatian khusus. Sahang tidak mau ada gulma di tempat untuk rambatannya," sebutnya.
Proses untuk menjualnya pun mudah. Setelah di panen, sahang cukup dijemur sampai kering. Setelah itu langsung bisa dijual. Gudang dan toke pasti membeli sahang dari Seberang Musi dengan harga yang tinggi
"Ada dua macam sahang ini, sahang hitam dan sahang putih. Tapi untuk di Kabupaten Kepahiang biasanya petani menjual sahang hitam, karena untuk sahang putih prosesnya lama," demikian Sugeng.