Radarkepahiang.bacakoran.co - Hujan deras yang mengguyur wilayah Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu pada Minggu 03 Maret 2024, berdampak terhadap masyarakat di Desa Mekar Sari Kecamatan Kabawetan. Apa pasal? Satu jembatan hanyut terbawa arus air yang mengakibatkan akses jalan warga desa setempat untuk menuju perkebunan terputus. Padahal, jembatan hanyut tersebut merupakan satu-satunya akses warga untuk menuju perkebunan.
Dikonfirmasi Senin 04 Maret 2024, Plt. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kepahiang, Hendra, ST membenarkan bahwa ada jembatan hanyut di wilayah Desa Mekar Sari Kecamatan Kabawetan. Jembatan hanyut, lantaran terjadinya hujan deras yang mengguyur Kabupaten Kepahiang, tak terkecuali wilayah Desa Mekar Sari.
"Tadi (Senin, red) kita sudah melakukan pengecekan, ternyata benar. Ada 1 unit jembatan warga hanyut terbawa arus. Padahal jembatan ini merupakan akses satu-satunya bagi warga setempat menuju perkebunan," sampai Hendra.
Dikatakan Hendra, karena jembatan tersebut hanyut maka akses jalan warga ke kebun tidak ada lagi menuju kebun. Untuk itu dibantu BPBD Kepahiang, warga langsung membangun jembatan darurat sebagai langkah awal untuk melancarkan akses jalan.
BACA JUGA:Warga Sidodadi-Weskust Gotong Royong Membangun Jembatan Penghubung yang Sebelumnya Ambruk
"Warga setempat gotong royong, dan kita pun ikut membantu. Alhamdulillah jembatan darurat berhasil dibangun, dan untuk sementara waktu sudah bisa dilewati," kata Hendra.
Dari hasil pendataan yang dilakukan pihaknya, sambung Hendra, jembatan yang putus ini memiliki panjang 7 meter, lebar 8 meter, dan tinggi 3 meter. Dari pendataan BPBD juga diketahui, arus air hanya memnyebabkan jembatan hanyut, tidak ada dampak lainnya. Karena di sekitar lokasi tidak ada perkebunan atau persawahan.
"Sudah kita data dan kita laporkan ke BNPB, dengan harapan bisa dilakukan penanggulangannya," demikian Hendra.
Untuk diketahui, wilayah Kabupaten Kepahiang diguyur hujan lebat dan berpotensi berlanjut bebeberapa hari ke depan. Hal ini diketahui berdasarkan prediksi BMKG Stasiun Geofisika Klas III Kepahiang. Karena masih ada potensi hujan lebat, BMKG Kepahiang mengingatkan warga agar lebih hati-hati dari ancaman bencana Hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, angin kencang, dan sejumlah bencana lainnya.
Untuk diketahui pula, dari 8 kecamatan yang ada di Kabupaten Kepahiang, 5 kecamatan di antaranya rawan terjadi banjir yang tersebar di 13 desa. Yakni Kecamatan Bermani Ilir terdapat Desa Talang Pito, Desa Cinto Mandi, Kelurahan Keban Agung, Desa Air Raman, Desa Muara Langkap, dan Desa Kembang Seri.
Di Kecamatan Muara Kemumu ada Desa Taba Baru. Di Kecamatan Tebat Karai Desa Taba Saling. Selanjutnya Kecamatan Ujan Mas Desa Air Hitam, Desa Tanjung Alam, dan Desa Ujan Mas Bawah. Di Kecamatan Merigi berada di Desa Simpang Kota Bingin.
BACA JUGA:3 Jembatan dan 2 Link Jalan Terverifikasi Inpres Tahap 2
Sementara untuk 3 kecamatan lainnya yakni Kecamatan Kabawetan, Kecamatan Kepahiang, dan Kecamatan Seberang Musi bisa dikatakan sejauh ini masih aman dari bencana banjir. Sementara untuk tanah longsor, lebih dari 50 persen desa/kelurahan masuk kategori rawan. Hal itu berdasarkan hasil pemetaan BPBD Kepahiang.
Di antaranya di Kecamatan Bermani Ilir terdapat 6 desa, di Kecamatan Muara Kemumu terdapat di 4 desa, dan di Kecamatan Seberang Musi terdapat 6 desa. Selanjutnya di Kecamatan Tebat Karai terdapat 6 desa, di Kecamatan Kepahiang 14 desa, di Kecamatan Kabawetan 10 desa, Kecamatan Ujan Mas 10 desa, serta Kecamatan Merigi 6 desa. (and)