Doni Monardo

Selasa 05 Dec 2023 - 17:20 WIB
Reporter : **
Editor : **

Itulah Doni Monardo. Anak Minang yang lahir di Cimahi, dekat Bandung. Ayahnya tentara. Pindah-pindah. Pun Doni. Ia menyelesaikan SMA-nya di Padang. Lalu masuk akademi militer di Magelang. Angkatan 1985.

Pangkat terakhir Doni lebih tinggi dari peraih Adhi Makayasa tahun itu: I Made Agra Sudiantara. Doni bintang tiga. Made bintang dua.

Made juga tidak pernah jadi pangdam. Sedang Doni dua kali jadi pangdam: di Pattimura, Maluku dan di Siliwangi, Jawa Barat.

Made meninggal dunia di umur 50 tahun, sekitar 10 tahun lalu. Doni meninggal di usia 60 tahun 3 Desember tahun ini.

Di semua jabatannya itu Doni seperti habis-habisan. Namanya pun menjadi lebih besar dari jabatannya –untuk meminjam istilah Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Farid Makruf yang sebentar lagi pindah ke Jakarta menjabat Kaskostrad.

Waktu jadi pangdam Siliwangi, Doni menjalankan proyek besar sekali di bidang lingkungan hidup: membersihkan alur sungai Citarum. Menyeluruh. Di sepanjang wilayah Jawa Barat. Tidak hanya sungainya yang dibersihkan. Pinggirnya juga dihijaukan. Agar erosi yang masuk Citarum terkendali.

BACA JUGA:Antikemo Baru

Doni adalah pecinta pohon. Levelnya: gila tanaman. Doni-lah yang menanam begitu banyak trembesi di lingkungan bandara Lombok. Setiap ke bandara Lombok saya seperti bertemu Pak Doni. Pun di bandara Hasanuddin Makassar. Penuh pohon trembesi. Doni-lah yang menanamnya.

Di mana saja Doni menanam pohon. Teman-temannya dikirimi bibit pohon buah unggulan.

Belakangan Doni merambah program menggalakkan pembiakan pohon langka. Egy Massadiah punya daftar pohon langka yang dikembangkan Dony.

Egy adalah wartawan, penulis buku dan teman dekat banyak perwira tinggi.

Waktu saya ke pusat pengendalian Covid-19, Egy juga terlihat bersama Pak Doni.

Egy juga tidak pernah pulang. Bahkan ketika helikopter Pak Doni terombang-ambing angin ribut di pulau Miangas, Egy ada di dalam helikopter itu. Pak Doni selamat dari kecelakaan heli yang akan bisa menewaskannya.

Pak Doni selamat. Pun dalam badai Covid-19, Pak Doni juga selamat. Tapi Pak Doni sebenarnya kurang sehat. Sejak lama. Sejak hampir 10 tahun lalu. Kalau saja beliau sehat rasanya akan bisa jadi KSAD. Atau panglima TNI.

Pak Doni punya masalah kesehatan yang umum dialami banyak laki-laki berumur: prostat.

Saya termasuk yang menyarankan agar beliau dioperasi di Singapura tanpa takut dinilai kurang nasionalis. Itu karena teman saya, orang Singapura, baru saja berhasil mengatasi kanker prostat dengan cara operasi.

Kategori :

Terkait

Kamis 14 Nov 2024 - 17:27 WIB

Halaman Belakang

Rabu 13 Nov 2024 - 16:58 WIB

Doktor Irwan

Selasa 12 Nov 2024 - 17:35 WIB

Kawin Thinking

Senin 11 Nov 2024 - 16:42 WIB

Dangkal Dalam

Minggu 10 Nov 2024 - 16:28 WIB

Titik Pulang