Kereta Luxury

Sabtu 31 Aug 2024 - 16:26 WIB
Reporter : Eko Hatmono
Editor : Eko Hatmono

Oleh: Dahlan Iskan

MUMPUNG harus turun di Cirebon: ingin mencoba gerbong kereta api kelas luxury.

Pergi ke Pesantren Al Zaytun sungguh nanggung: naik pesawat jauh. Naik mobil pun jauh. Maka naik kereta api satu pilihan.

Harus turun di stasiun Cirebon. Lalu naik mobil dua jam ke pedalaman Indramayu.

Sebenarnya ada bandara lebih dekat: Kertajati. Tapi Anda sudah tahu: begitu dibuka bandara itu langsung ditutup. Sudah lebih lima tahun.

Salah satu pertimbangan naik luxury adalah umur: sudah 73 tahun. Malam hari harus cukup tidur. Tidak bisa lagi hanya tidur tiga jam seperti zaman membangun Jawa Pos dulu.

Anda sudah pernah merasakan: kursi di kelas luxury bisa dibuat flat –seperti tempat tidur. Seperti di pesawat kelas satu.

BACA JUGA:Turun ke Desa, Inspektorat Rejang Lebong akan Monitoring Penggunaaan DD dan ADD

Surabaya-Cirebon lima setengah jam. Belum memenuhi ketentuan tidur harus 6 jam, tapi lumayan. Berangkat pukul 21.15. Tiba pukul 02.45.

Pukul 04.45 bisa tiba di Zaytun. Acara pertama senam: pukul 05.30.

Tentu saya tidak berharap berlebihan. Agar tidak mudah kecewa.

Saya sudah mengira: tidak akan seperti luxury-nya kereta di Amerika. Bahkan tidak mungkin seperti di kelas satunya kereta cepat di Tiongkok.

Malam itu saya naik kereta dari stasiun Pasar Turi Surabaya. Bisa ngobrol dengan Kepala Daerah Operasi PT KAI Jatim. Kebetulan ia juga akan turun di Cirebon. Akan ke kantor pusat KAI di Bandung.

Saya dapat kabar baik: Stasiun Pasar Turi segera dibongkar. Untuk dibangun yang baru. Akan dibuat seperti bandara. Atau, dibuat mirip stasiun-stasiun Whoosh. Dua lantai. Tahun depan selesai.

BACA JUGA:4.407 Jiwa Warga Rejang Lebong Belum Terdaftar JKN

Kategori :

Terkait

Selasa 12 Nov 2024 - 17:35 WIB

Kawin Thinking

Senin 11 Nov 2024 - 16:42 WIB

Dangkal Dalam

Minggu 10 Nov 2024 - 16:28 WIB

Titik Pulang

Sabtu 09 Nov 2024 - 16:53 WIB

Tawaduk Thinking

Jumat 08 Nov 2024 - 17:46 WIB

Taksi Kemudi