4 Desa di Kecamatan Tebat Karai Komitmen Lestarikan Seni Budaya Sarafal Anam

SARAFAL : Seni budaya Sarapal Anam saat ini terus dilestarikan oleh 4 desa yang ada di Kecamatan Tebat Karai.--SUHAIMI/RK

Radarkoran.com - Sarafal Anam adalah salah satu kesenian dan budaya di Indonesia, khususnya suku Serawai yang mendiami Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu.

Kesenian tradisional ini masih teus dilestarikan. Salaah satunya yang ditunjukkan oleh masyarakat empat desa yang ada di Kecamatan Tebat Karai. Yakni Desa Tapak Gedung, Karang Tengah, Sinar Gunung, dan Desa Nanti Agung.

Kesenian sarafal anam disuguhkan seperti mengiramakan sebuah lagu. Tetapi lagu yang digunakan bernuansa Islami dan berisi puji-pujian terhadap Allah SWT dan Rasulullah SAW. Kegiatan seni budaya sarafal anam di empat desa tersebut biasa di suguhkan ketika hajatan pesta pernikahan, berzanji marhaban, maulid nabi, lomba antar desa serta kegiatan keagamaan lainya.

Kades Tapak Gedung yang juga Ketua Forum Kades Kecamatan Tebat Karai, Robi Indarta, mengatakan, adat dan budaya ini diperkirakan masuk ke suku Serawai sekitar tahun 1500-an, bersamaan dengan masuknya perkembangan agama Islam di Provinsi Bengkulu. Sarafal anam adalah adat dan budaya yang bernafaskan Islami serta tidak terlepas dari syariat Islam. 

Menurut Robi, sarafal anam adalah kearifan lokal suku Serawai Kepahiang yang mendiami wilayah Kecamatan Tebat Karai. Kesenian sarafal anam masih dilestarikan sampai saat ini. Terutama masyarakat asli suku Serawai yang mendiami wilayah kecamatan Tebat Karai dan sekitarnya.

BACA JUGA: Budaya Kesenian Desa, Pemdes Embong Sido Lestarikan Sarafal Anam

"Dalam latihan sarafal anam, kita masyarakat suku Serawai menggunakan rebana berukuran besar. Rebana itu dari kulit sapi dan kambing, untuk ditabuh saat mengiringi dan melafaskan pujian-pujian untuk Allah SWT dan Rasulullah SAW," paparnya Robi, Senin 21 Oktober 2024.

Disisi lain, Kades Karang Tengah H. Sugianto menerangkan, pada bagian dalam rabana, itu ada lilitan rotan yang melingkar mengikuti bentuk rebana. Fungsinya, untuk menambahkan efek nyaring ketika rebana ditabuh. Biasanya kesenian sarafal anam dilakukan secara berdiri ataupun sambil duduk. 

"Kegiatan saat ditabuhnya alat rebana sarafal anam ketika acara perkawinan, penyambutan tamu, berzanji marhaban, maulid nabi dan kegiatan bernafas keagamaan lainya," jelasnya.

Sarapal anam kini juga sebagai salah satu menyalurkan hobi, selain melestarikan budaya suku Serawai juga serta ajang silaturahmi bersama kelompok menciptakan adat istiadat yang lebih kepada nilai-nilai agama dan budaya dengan kearifan lokal.

Tag
Share