Mengenal Sang Raja Jalanan Yamaha RX-King

RX-King--FOTO/ILUSTRASI

Radarkoran.com - Yamaha RX-King mungkin tidak ada artinya untuk remaja yang tahun ini genap 17 tahun. Namun bagi mereka yang sudah tumbuh kesukaan pada motor pada 1980-2000-an, sosok kuda besi ini pasti lekat di ingatan.

Suara knalpot yang garing nan berisik. Akselerasi yang sekejap. Hingga asap putih yang mengebul dari buritan menjadi ciri khasnya. Hal-hal itulah yang membuat RX-King melekat di benak banyak penyuka motor. Satu lagi, maling gemar sekali menjadikan ini transportasi utamanya sampai-sampai julukan motor maling muncul.

 

Perjalanan RX-King

Selama peredaran RX-K, 3 konseptor asal Jepang; Nobuo Aoshima, Chikao Kimata dan Motoaki Hyodo mendapat masukan yang cukup mendasar. Masyarakat Indonesia ingin motor yang gagah, tidak boros bahan bakar dan powerful di putaran rendah.

Berbasis masukan itu, RX-King dirilis di 1983 dengan teknologi Yamaha Energy Induction System (YEIS). Tampang yang lebih gagah pun diwujudkan dengan desain yang lebih modern. Tangki bersudut, dengan lampu kotak, serta stang tinggi berjuluk kobra lantaran bentuknya.

Mesin 135 cc dengan konfigurasi 2 langkah (2-tak) dijadikan andalan. Meski saat itu, kompetitor, Honda menjagokan GL-Series dengan dapur pacu 4-tak, Yamaha sukses menjadikan RX-King berkarakter. Proses penciptaan tenaga yang lebih cepat karena hanya membutuhkan 2 langkah menjadikan grafik tenaganya mudah memuncak.

BACA JUGA: Masih Banyak Diburu, Ini Spesifikasi Unggul Ninja RR Old

Dapur pacu itu tetap bertahan, karakter knalpot bising dan berasap hingga pergantian millennium. Isu emisi dan regulasi pada 2006 membuat Yamaha merilis New RX-King. Mesinnya tetap sama, hanya saja proses pengolahan gas buang diperbaiki. Knalpotnya sudah diberi catalytic converter untuk mereduksi emisi.

Asapnya pun di era itu sudah berkurang. Tak sedikit khalayak yang menyindirnya sebagai RX-King 4 tak. Apalagi fisiknya juga berbeda. Lampu bulat menjadi rumah pencahayaan utama, menggantikan lampu kotak yang menemani lebih dari 20 tahun.

Sayang nasib RX-King harus berakhir di 2009. Tren konsumen yang lebih memilih motor skutik, sedikit banyak berpengaruh pada hal ini. Yamaha pun harus berpikir strategis dan memadamkan kiprah RX-King.

Kini RX-King justru jadi buruan fans. Motor dalam kondisi tak terawat dan sekadar lengkap surat-surat saja sudah bernilai. Sedangkan versi orisinil yang masih mengenakan seluruh peranti asli, diburu kolektor. Harganya? Sungguh gelap. Nilai intrinsik rasanya tak bisa membayar nilai sentimental yang kadung merasuk para pemiliknya.

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan