Pemprov Bengkulu Gratiskan Pengobatan dan Bedah Rumah Balita Penderita Cacingan di Seluma

Gubernur Bengkulu, Helmi Hasan--GATOT/RK
Radarkoran.com - Peristiwa dua anak balita kakak adik yang mengalami cacingan parah di Kabupaten Seluma Provinsi Bengkulu menyita perhatian publik dalam beberapa hari terakhir.
Dari peninjauan dan pemantauan langsung ke rumah yang ditempati kedua bocah tersebut ditemukan fakta bahwa rumah yang ada tidak layak huni.
Menyikapi kondisi yang ada, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bengkulu memastikan akan membangun rumah layak huni bagi keluarga balita tersebut.
"Berapa pun anggarannya, semaksimal mungkin kita bantu sampai rumahnya layak untuk ditinggali," kata Gubernur Bengkulu, Helmi Hasan.
Helmi Hasan juga menegaskan bahwa pemerintah akan memberikan pelayanan kesehatan yang maksimal dan pengobatan gratis bagi kedua balita yang menderita cacing tersebut.
"Saya minta pasien ditangani secara serius dan tidak dibebani biaya sedikit pun," tegas Gubernur Helmi, Rabu 17 September 2025.
Lebih jauh, Gubernur Helmi berharap kasus serupa tidak kembali terjadi di kemudian hari. Ia juga mengingatkan masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan memperhatikan dengan baik pertumbuhan anak-anak mereka.
"Harapan ke depan, tidak akan lagi terjadi seperti ini," singkatnya.
BACA JUGA:Futuristik Seperti Kapsul: Geely Galaxy V900 Cocok Saingi Nissan Serena dan Honda STEP WGN
Untuk diketahui, peristiwa ini mencuat saat salah satu balita mengalami demam dan batuk selama empat hari. Karena sakitnya tak kunjung sembuh, orangtua lantas membawanya ke RSUD Tais, Minggu 14 September 2025 sekitar pukul 18.00 WIB.
Saat dilakukan perawatan, keluar cacing dari mulut dan hidung Khaira. Selain itu, kondisi kesehatan Khaira pun semakin menurun, serta mengalami sesak napas dan gelisah.
Ketika pihak rumah sakit melakukan rontgen, ada bercak larva cacing di paru-paru Khaira. Serta ada juga gumpalan cacing di ususnya.
Dari temuan tersebut, pihak RSUD Tais curiga jika sang kakak juga mengalami cacingan. Karena secara fisik juga terlihat ciri-ciri kekurangan gizi. Hasilnya, setelah rontgen, juga ada bercak telur dan larva cacing di paru-paru Aprilia serta gumpalan cacing juga ditemukan di ususnya.
Cacing yang ada di tubuh kedua balita tersebut sudah tidak bisa dikeluarkan secara normal melalui buang air besar (BAB) karena ukuran gumpalan cacing sudah melebihi saluran pencernaan kedua bocah itu. Sehingga harus dikeluarkan melalui tindakan media dengan operasi. Namun, karena tidak ada dokter spesialis bedah anak di RSUD Tais, keduanya akhirnya dirujuk ke Rumah Sakit M. Yunus Bengkulu untuk ditindaklanjuti.