CKG, Cahaya Harapan dari Negara untuk Masa Senja Berjaya

CKG merupakan cahaya harapan dari negara untuk masa senja yang berjaya.--FOTO/ANTARA

Jakarta (ANTARA) - Gelegar rupa-rupa kendaraan yang lalu lalang, hilang di Jakarta, ditelan deretan pohon yang menjulang di sebuah jalanan kecil di Cilandak. Asrinya jalanan itu bagai sampul buku berisi cerita-cerita dari orang yang sudah begitu lama merasakan hiruk pikuk dunia.

Sebuah bangunan bercat hijau neon berdiri di sisi jalan. Seperti meriahnya warna bangunan itu, isinya pun tak kalah hingar. Dinding-dindingnya memantulkan suara-suara para lansia yang silih berganti, melantunkan lagu-lagu yang sempat hits di masanya, dibuat semakin dominan dengan mik dan pelantang suara yang membawa suara sampai ke teras.

Di kala mik itu digilir dari satu tangan keriput ke tangan keriput lainnya, sejumlah lansia mengantre mengikuti rangkaian pengecekan kesehatan, mulai dari pengecekan gula darah, kolestrol, mobilitas, hingga kognitif.

Di antara puluhan yang mengantre, Tarningsih duduk manis untuk menunggu giliran mendapatkan pemeriksaan gangguan fungsional. Pemeriksaan darah dan kolestrol telah dilaluinya, dan hasilnya, darah sewaktunya bagus, yaitu 128, akan tetapi kolestrolnya 243, lebih tinggi dari angka ideal.

Sambil menunggu, dia menceritakan kesehariannya di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 3, Cilandak. Tarningsih, yang mengaku sudah hampir seabad memakan asam garam hidup, berasal dari Solo, dekat keraton. Sejak menjadi janda, dia sudah hidup mandiri, dan keputusannya untuk hidup di panti sosial itu adalah murni dari keinginannya sendiri.

Di masa produktifnya, dia aktif berdagang. Apa saja dia jual, mulai dari sayur mayur, lontong, emping, dan ayam goreng. Bahagianya tetap berlangsung ketika masuk ke panti sosial itu, karena dia bisa melakukan berbagai aktivitas, serta fokus mendekatkan diri kepada Sang Khalik.

"Senam, rebanaan, pengajian, semua saya ambil," kata Tarningsih dengan senyum yang merekah. Kedua tangannya lincah memeragakan apa yang menjadi bagian dari rutinitasnya.

Kemudian, Tarningsih mengaku tidak begitu suka bergerombol dengan yang lain untuk bergosip, dan lebih memilih beribadah. Selain kegiatan-kegiatannya itu, resep panjang umur dan sehatnya adalah banyak minum air putih serta dengan puasa sunah Senin-Kamis. Atas izin Allah, katanya, dia tidak pernah absen menjalankan amalan sunnah itu, kecuali kalau sakit.

"Alhamdulillah, yang namanya cuma pusing, capek itu jarang sekali," ujarnya.

Beragam kebiasaan itu didukung oleh pemeriksaan rutin dari panti, tempatnya tinggal. Baginya, Cek Kesehatan Gratis (CKG) bukan hal yang baru, karena dia dan para lansia di panti itu diperiksa oleh klinik.

BACA JUGA:Pemerintah Prioritaskan Kuota Bansos untuk 4,2 Juta Lansia Tunggal

Lebih Rajin 

Penjelasan Tarningsih dikukuhkan oleh Wakil Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta dr Dwi Oktavia yang mengatakan bahwa setiap bulannya, ada dua kali pemeriksaan rutin dari Puskesmas Cilandak di panti itu.

Pelaksanaan CKG pada Kamis (6/11) itu adalah pelayanan hasil kolaborasi antara dinas sosial dan Puskesmas Cilandak. Khusus di panti sosial itu, ada 288 lansia yang ditargetkan mengikuti program pengecekan kesehatan dari negara tersebut.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan