CKG, Cahaya Harapan dari Negara untuk Masa Senja Berjaya

CKG merupakan cahaya harapan dari negara untuk masa senja yang berjaya.--FOTO/ANTARA

CKG di panti itu adalah Paket Cepat, yang menawarkan sebanyak 10 jenis pemeriksaan, meliputi pemeriksaan tinggi dan berat badan, tekanan darah, kolestrol, gula darah, serta demensia. Tindak lanjut pun tak luput, misalnya, bagi yang punya tekanan darah tinggi alias hipertensi, akan diberikan obat oleh puskesmas, dan para pendamping lansia yang akan membantu agar para lansia ini meminum obatnya dengan benar.

Kepala Bidang Pembinaan Panti Sosial Werdha Bina Mulia 3 Cilandak Duriah mengaku bahwa ada sedikit tantangan dalam memberikan obat bagi para lansia, karena tidak semua bisa minum obat oral. Terkadang, harus diakali, misalnya dengan membuka kapsul, menghancurkan tablet, atau memberinya bersamaan dengan makanan lain, seperti pisang.

Hasil pemeriksaan sementara menunjukkan bahwa ada yang mengalami hipertensi, dan sejumlah lansia cenderung tinggi gula darah atau kolestrolnya, seperti Tarningsih. Temuan itu tak beda jauh dengan temuan pada kelompok masyarakat secara umum. Di Jakarta sendiri, temuan utamanya adalah kurangnya aktivitas fisik serta tingkat obesitas yang hampir 30 persen.

Kurangnya aktivitas fisik, rendahnya kebugaran, masalah mobilitas, karies gigi, dan hipertensi menjadi sejumlah hal yang disoroti Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono terkait masalah kesehatan pada kelompok lansia. Jika dibiarkan, selain menjadi beban ekonomi, maka bisa berdampak pada kualitas hidup para orang sepuh ini.

Angka harapan hidup orang Indonesia adalah sekitar 71 tahun. Dengan adanya CKG, harapannya angka itu bisa semakin dinaikkan, melalui penanganan dan pencegahan bibit-bibit penyakit katastropik

 

Hak Semua 

Selain ragam isu kesehatan pada lansia, terdapat sejumlah temuan penting dari inisiatif CKG yang dijalankan pemerintah pusat sejak Februari 2025 ini. Pada kelompok bayi baru lahir, beberapa ditemukan memiliki berat badan lahir yang rendah, serta memiliki kadar bilirubin yang tinggi, sehingga kulitnya terlihat lebih kuning.

Pada usia prasekolah, masalah gigi menjadi, disusul dengan gizi. Ditemukan sekitar 5,3 persen menderita stunting, dan 3,8 mengalami wasting. Lagi-lagi, aktivitas fisik serta kebugaran yang kurang juga menjadi temuan di kelompok usia sekolah. Data Kemenkes per akhir Oktober 2025 menunjukkan, 60,1 persen anak sekolah kurang aktivitas fisik, yang menunjukkan bahwa gaya hidup sedentari sudah ada sejak muda.

Aktivitas fisik yang kurang, yang menjadi biang kerok berbagai masalah kesehatan, paling terlihat pada usia dewasa, dengan angka mencapai hampir 96 persen, menurut data yang sama.

Oleh karena itu, kata Wamenkes Dante, CKG menjadi pondasi dari dua pilar, yakni tata laksana penyakit, serta menjadi dasar untuk promosi kesehatan. Misalnya, untuk menghadapi masalah karies gigi yang begitu marak, dilakukan edukasi cara menggosok gigi yang benar dan menjaga kesehatan gigi.

Ada secercah harapan, karena sejak diluncurkan pada Februari 2025, sudah ada 54 juta orang yang mendaftarkan diri ke CKG, dan sebanyak 51 juta orang sudah dilayani.

Mengingat tujuan CKG yang begitu mulia, pemerintah berupaya keras memastikan layanan itu bisa dirasakan semuanya, mulai dari anak sekolah, lansia, para pekerja, hingga orang dengan disabilitas. Untuk memperluasnya, usaha dimulai dari pembangunan sistem informasi teknologi yang bakal mendukung perluasan program ke sisi-sisi yang strategis.

Targetnya, sistem itu akan selesai pada November 2025, dan akan siap digunakan untuk menjangkau berbagai komunitas serta perkantoran, bahkan di mal. Ini tak ada ubahnya dengan masa pandemi COVID-19, di mana semua orang bisa mendapatkan rapid test di tiap jengkal Indonesia.

Pemerintah menunjukkan optimistisnya bahwa ketika 2025 berakhir, setidaknya ada sekitar 70 jutaan orang yang mengikuti program ini. Kementerian Kesehatan mengajak publik untuk memanfaatkan sebaik mungkin layanan ini. Terlebih, CKG sudah didesain sedemikian rupa agar sesuai dengan kebutuhan beragam kelompok usia. Tanpa mengeluarkan biaya satu sen pun, orang bisa mengetahui berbagai faktor risiko dalam dirinya, dan memotivasi diri agar mau memperbaiki hidupnya menjadi lebih sehat.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan