Dilema Penempelan Stiker Miskin, Edwar Samsi Sarankan Hal Ini Pada Dinsos Kepahiang
Edwar Samsi saat diwawancara--JIMMY/RK
Radarkoran.com - Penempelan stiker miskin ke rumah-rumah warga, belakangan ini menjadi bahan perbincangan hangat di ruang publik. Banyak pejabat yang ikut memberikan komentar terkait program ini, tak terkecuali Anggota DPRD Provinsi Bengkulu Dapil Kabupaten Kepahiang, Edwar Samsi, S.IP, MM.
Menurut Edwar, program yang dijalankan oleh Dinsos Kepahiang itu sebetulnya baik untuk dilakukan. Namun ia juga menyarankan bahwa, anggaran untuk program tersebut sebaiknya digunakan untuk kebutuhan penambahan Bansos bagi masyarakat yang memang masih membutuhkan.
"Program penempelan stiker itu pasti ada anggarannya, alangkah baiknya kalau anggaran itu digunakan untuk menambah Bansos kepada masyarakat, baik saat darurat atau yang memang layak menerima," ujar Edwar.
Pria yang juga menjabat sebagai DPD Ketua PDI Perjuangan Kabupaten Kepahiang ini menilai, tidak semua warga miskin yang ingin rumahnya ditempeli stiker dan dilabeli dengan stiker miskin.
BACA JUGA:Masa Penangguhan Berakhir, 2 Tersangka Korupsi Fee Proyek BBWSS Ditahan
Bahkan menurut Edwar, untuk memilah para penerima Bansos yang valid atau tidak, petugas sosial tidak perlu melakukan penempelan stiker itu. Sebab seyogyanya petugas sudah memiliki data penerima Bansos yang akurat dan valid.
Hal ini lantaran, mereka lah yang seharusnya datang langsung melakukan verifikasi dan melakukan langkah-langkah evaluasi, termasuk dalam hal ini mengeliminasi para penerima yang tidak lagi layak menerima Bansos.
"Ini akibat menerima data dari bawah tanpa melakukan verifikasi di lapangan, kalau dilakukan verifikasi tidak mungkin ditempeli stiker itu. Kenapa tidak langsung coret jika memang sudah tidak layak menerima," demikian Edwar.
Diketahui Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Kepahiang belakangan tengah gencar melakukan penempelan stiker bertuliskan 'Kami Termasuk Dalam Kategori Keluarga Miskin Penerima Bantuan Sosial' kerumah-rumah penerima Bansos. Dalam pelaksanaannya, ternyata penempelan stiker ini membuat sejumlah penerima Bansos merasakan sebuah dilema. Para penerima Bansos didudukkan di tengah pilihan sulit, antara menerima Bansos namun ditempeli stiker, atau digugurkan dari daftar penerima Bansos.
Bagi KPM yang merasa perekonomiannya sudah bagus, tentu saja akan memilih mundur dari kepesertaan. Namun bagaimana nasib mereka yang benar-benar masih terhimpit ekonomi? tentu dirinya akan dihadapkan dengan rasa bimbang yang tak menentu. Disatu sisi, mereka masih butuh terhadap kucuran dana bantuan itu, namun disisi lain mereka merasa penempelan stiker ini bak sebuah aib yang membuatnya merasa malu.
Seperti yang disampaikan oleh Nur Asmara, warga Kelurahan Pensiunan, Kecamatan Kepahiang. Ia mengaku bahwa sebetulnya di dalam lubuk hati kecilnya, menyimpan rasa malu dan juga sedih, pascarumahnya ditempeli stiker bertuliskan 'Kami Termasuk Dalam Kategori Keluarga Miskin Penerima Bantuan Sosial' ini.
Namun sayang beribu sayang, ia tidak memiliki pilihan lain selain menerima hal tersebut. Sebab perekonomiannya yang belum stabil, membuatnya masih sangat membutuhkan Bansos dari pemerintah.
"Sebetulnya ada juga perasaan sedih dan malu, tapi biarlah. Karena memang saya selaku penerima dan masih membutuhkan Bansos ini," demikian Nur