Siswa-siswi SDN 11 Tebat Monok Angkat Budaya Kepahiang Melalui Drama Musikal
![](https://radarkepahiang.bacakoran.co/upload/d0de945416a72f7b6afde513ec129805.jpeg)
DRAMA : Peserta didik SDN 11 Kepahiang foto bersama usai mengikuti latihan drama musikal berjudul 'Maksumai'.--JIMMY/RK
Radarkepahiang.bacakoran.co - Kreativitas anak bangsa semakin hari semakin berkembang, kali ini memadukan bakat dan juga hobi, serta memanfaatkan kecanggihan teknologi. Inilah yang dilakoni sejumlah peserta didik SDN 11 Kepahiang yang berada di Desa Tebat Monok Kecamatan Kepahiang Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu. Mereka sangat antusias berakting, tidak ubahnya seperti pemain sinetron.
Didampingi oleh guru pembimbing, hobi ini disalurkan melalui ekstrakulikuler seni. Bukan drama bernuansa romantis seperti yang sering kita lihat di Televisi, drama yang dilakoni para peserta didik ini lebih menonjolkan cerita rakyat atau budaya yang ada di Kabupaten Kepahiang.
Setidaknya sudah ada 2 drama yang sudah ditampilkan di hadapan publik. Drama yang pertama, mengangkat kisah tentang cerita rakyat yang diberi judul 'Kepunan'.
Sementara drama yang kedua, mengangkat kisah mitos seorang makhluk halus yang selama ini eksis di tengah-tengah masyarakat Rejang yakni 'Maksumai'.
BACA JUGA:Komunitas Kampung Dongeng Hibur Siswa-siswi SDN 16 Kepahiang
Guru Pembimbing Ekstrakulikuler Seni Drama Musikal SDN 11 Kepahiang, Wahyu menuturkan bahwa awal mula dicetuskannya drama musikal ini dimulai di tahun 2021 lalu.
Ketika itu para peserta didik hanya menampilkan film pendek berbahasa melayu dan rejang. Hingga akhirnya satu tahun kemudian, muncul lah Umbung Kutei di Kabupaten Kepahiang yang menjadi cikal bakal pembuatan film Drama Musikal ini.
"Awalnya kami hanya membuat film-film pendek berbahasa Melayu dan Rejang saja. Sampai akhirnya muncul Umbung Kutei di Kabupaten Kepahiang, hingga akhirnya film-film tersebut kami angkat lagi menjadi drama musikal. Inilah yang menjadi dorongan pertama kami, hingga akhirnya konsisten dan melanjutkannya sampai sekarang," ujar Wahyu, Sabtu 24 Februari 2024.
Sekedar informasi bahwa drama musikal ini adalah sebuah pertunjukan teater yang menggabungkan antara seni tari, musik, serta juga seni peran. Drama musikal ini sendiri lebih mengedepankan tiga unsur terasebut dibandingkan dialog para pemainnya.
Dalam pembuatan drama musikal ini, pihak sekolah SDN 11 Kepahiang melibatkan setidaknya 7 sampai 11 peserta didik, yang tidak ayal pihak sekolah memilih putra-putri terbaik mereka dalam bidang teater dan musik untuk terlibat dalam drama musikal ini.
BACA JUGA:Dinas Perpusda Kepahiang Minta Pemdes Proaktif Wujudkan Satu Desa Satu Perpustakaan
"Untuk peserta didik yang terlibat itu paling sedikit 7 dan paling banyak 11 orang. Tergantung dengan kebutuhan drama yang dicanangkan. Ya sementara untuk pemilihan peran, kami menunjuk putra-putri kami yang bernaung di bidang teater dan juga musik," lanjutnya.
Sementara itu sejak pertama kali digalakkan, SDN 11 Kepahiang telah mengoleksi sejumlah prestasi melalui drama musikal. Salah satunya adalah dengan tampil di pentas Umbung Kutei sebanyak 2 kali, di Festival Tabot Bengkulu satu kali. Sejauh ini untuk drama musikal sudah ada 2 karya yang diterbitkan, sementara untuk film pendek sudah lebih dari 5 karya.
"Saat ini khusus untuk drama musikal sudah ada 2 karya, namun untuk film pendek sudah ada 5 lebih. Kami berharap kedepannya akan semakin banyak lagi karya yang kami ciptakan dan bisa menghibur serta memberikan edukasi kepada masyarakat," pungkasnya.