Untung Siksa
Dahlan Iskan sebelum memasuki gedung peradilan di Amerika Serikat.--
Lurus di seberang hakim adalah podium untuk jaksa dan pengacara. Jaksa dan timnya sendiri duduk di deretan kursi kanan podium. Terdakwa dan pengacara duduk di deretan kiri podium.
Di depan hakim persis, di kursi bawah, ada satu tempat untuk notulen persidangan. Dia mencatat apa saja yang diucapkan hakim, jaksa, terdakwa, pengacara, para saksi. Kemampuan menulis cepatnya sangat khusus. Zaman dulu pakai huruf Steno, agar bisa menulis secepat orang bicara. Mungkin sampai sekarang.
Petugas seperti itu tidak ada di pengadilan kita. Mungkin kita yang benar --akhirnya. Peralatan rekam sudah demikian majunya. Pun rekaman video. Lengkap dengan teksnya.
Tapi bukti hukum memang beda dengan bukti elektronik.
Beberapa menit kemudian hakim masuk. Dari pintu samping depan. Hakim tunggal. Para jaksa bangkit, melewati pembatas, duduk di kursi deretan jaksa. Pun pengacara. Dan penulis Steno.
Tidak ada yuri hari itu. Deretan kursinya kosong.
Terdakwa dibawa masuk. Lewat pintu samping kedua. Ia ditenteng oleh tiga petugas keamanan. Tangannya diborgol. Pun tetap diborgol selama persidangan. Tiga petugas keamanan berdiri di kiri, kanan dan belakang terdakwa. Nyaris mepet orang yang diborgol itu. Penjagaan yang ketat.
Hakim minta jaksa bicara. Ke podium. Tidak sampai dua menit. Lalu hakim dialog dengan terdakwa. Beberapa pertanyaan. Tidak sampai lima menit.
Lalu hakim mengucapkan putusan: Anda dijatuhi hukuman tujuh tahun.
Hanya itu. Hanya diucapkan. Tidak ada naskah yang dibaca. Apalagi berjam-jam.
Sidang pun selesai. Keseluruhannya tidak sampai 15 menit.
Rupanya hari itu memang sidang khusus pembacaan vonis --ups, pengucapan. Proses persidangan perkaranya sendiri di hari-hari sebelumnya.
Terdakwa dibawa ke luar. Pengacara dan jaksa juga meninggalkan tempat. Hakim tetap duduk di tempatnya. Santai. Rupanya akan ada sidang berikutnya.
Saya bergegas keluar ruangan. Mengejar pengacara. Itu perkara apa. Terdakwanya berkulit hitam. Pun pengacaranya. Ia tidak dibayar oleh terdakwa. Pengadilanlah yang memintanya jadi pembela. Rambut pengacara ini unik: dikelabang menjadi puluhan kelabang kecil.
Itu perkara pembunuhan. Sidangnya delapan kali. Pakai yuri. Di sidang sebelum ini yuri memutuskan ia bersalah. Hari itu hakim tinggal memutuskan nilai hukumannya.