Dinas Dikbud Bengkulu Siap Dukung Program Gubernur Baru
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Bengkulu, Saidirman, SE.,M.Si--GATOT/RK
Radarkoran.com - Jajaran OPD di lingkup Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bengkulu mulai mempersiapkan program-program untuk mendukung visi misi dan program kerja dari pasangan pasangan Helmi Hasan dan Mian sebagai calon Gubernur Bengkulu dan Wakil Gubernur Bengkulu periode 2025-2030 yang akan dilantik dalam waktu dekat.
Salah satu OPD yang mulai mempersiapkan program yakni Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Provinsi Bengkulu. Mereka mulai mempersiapkan beberapa program dengan fokus membantu rakyat di sektor pendidikan, sebagaimana rencana program yang diusung pasangan Helmi-Mian dalam Pilkada 2024.
Kepala Dinas Dikbud Provinsi Bengkulu, Saidirman, SE, M.Si menyampaikan, beberapa program strategis yang akan dilaksanakan dan sudah disosialisasikan ke jenjang satuan pendidikan di bawah kewenangan Dikbud Bengkulu diantaranya sekolah gratis melalui pembebasan SPP (Sumbangan Pembinaan Pendidikan), pembebasan uang komite, bantuan seragam untuk pelajar dari keluarga kurang mampu serta bantuan untuk anak yatim.
"Sesuai slogan gubernur baru kan bantu rakyat. Tentu kami dari pemerintah provinsi akan memprogramkan bantu rakyat," kata Saidirman.
Ia menambahkan, untuk merealisasikan program tersebut, pihaknya sudah meminta seluruh kepala sekolah melakukan pendataan terhadap siswa yang akan menjadi penerima bantuan di sekolahnya masing-masing.
BACA JUGA:Pemkot Bengkulu Siapkan Job Fair, Ini Jadwalnya
Sementara itu, untuk alokasi penganggaran progran yang akan dijalankan, Saidirman menyebut nantinya akan dibahas lebih lanjut semua pihak untuk menentukan apakah dibiayai dari APBD, dana BOS sekolah, atau uang zakat yang dikumpulkan dari seluruh sekolah.
"Nanti kita akan sisir mana-mana yang anak yatim atau kepada warga sekolah yang berhak menerima," sampainya.
Lebih jauh, untuk program bantuan bagi anak yatim, Saidirman mengatakan tidak harus di lingkup sekolah, karena tidak semua sekolah mempunyai anak yatim atau anak dari keluarga miskin yang harus dibantu. Jadi, dalam realisasi programnya bisa dilakukan dengan sistem subsidi silang.
"Misalnya nanti di sekolah tertentu bayar zakat tetapi tidak punya anak yatim dan tidak punya orang miskin, tentu mereka tidak terima itu. Maka akan dialihkan ke sekolah lainnya yang punya, walaupun sumber dari mereka ini kecil. Jadi subsidi silang," ujarnya.
Masyarakat Bengkulu tentunya menantikan realisasi program disektor pendidikan dari gubernur dan wakil gubernur Bengkulu terpilih. Dengan harapan, program yang dijalankan nantinya dapat memperbaiki sektor pendidikan, meningkatkan kualitas SDM, hingga menciptakan kesejahteraan masyarakat.