Kinerja TPPS Kepahiang Ditargetkan Bisa Menurunkan Jumlah Stunting

STUNTING : Wabup Kepahiang H. Zurdi Nata, S.IP berharap hasil kerja TPPS dapat menurunkan jumlah stunting pada tahun 2024 ini. --DOK/RK

Radarkepahiang.bacakoran.co - Kinerja Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu ditargetkan dapat menurunkan jumlah stunting di daerah ini. Terlebih pada tahun 2023 lalu TPPS Kepahiang sudah melaksanakan 8 aksi dalam rangka menurunkan angka stunting. 

Untuk melihat progres penurunan angka stunting tersebut, Wabup Kepahiang, H. Zurdi Nata, S.IP selaku Ketua TPPS meminta laporan dari seluruh OPD di Kabupaten Kepahiang. Dalam kesempatan ini, Wabup Zurdi Nata mengatakan, TPPS Kepahiang sudah bekerja maksimal untuk menurunkan angka stunting.

"Kita yakin jumlah stunting di Kabupaten Kepahiang menurun. Untuk melihat progres kinerja yang dilakukan TPPS, saya juga minta laporan masing - masing OPD yang terlibat kegiatan ini," kata Wabup, Rabu 06 Maret 2024. 

Ia mengungkapkan, dalam menurunkan angka stunting di daerah ini, TPPS Kabupaten Kepahiang menjalankan 8 aksi integritas penurunan stunting. Pertama, aksi analisis situasi. Yakni menyusun rencana kerja kegiatan untuk meningkatkan pelaksanaan integrasi intervensi gizi, rembuk stunting, Perbup peran desa, sistem managemen data stunting, pengukuran dan publikasi stunting, serta review kinerja tahunan.

BACA JUGA:TPPS Kepahiang Tekankan Program Bapak Asuh Anak Stunting Berkelanjutan

"Akhir tahun 2023 lalu kita sudah melakukan review kinerja tahunan, hasilnya sudah kita laporkan ke Mendagri. Nantinya Mendagri yang akan memberikan penilaian terhadap kinerja TPPS dalam menurunkan angka stunting. Saya rasa TPPS kita sudah menjalankan apa yang sudah diintrusikan untuk menurunkan angka stunting," terang Wabup Wabup.

Untuk diketahui, program stunting merupakan program nasional yang wajib dijalankan setiap pemerintah daerah kepada masyarakatnya. Berdasarkan data Study Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022 lalu, angka stunting di Kabupaten Kepahiang mencapai 24,9 persen. Tahun 2024 ini, diharuskan turun jadi 14 persen. 

Pemkab Kepahiang melalui TPPS terus memberikan terobosan untuk menurunkan angka stunting di antaranya mengkampanyekan 4 Terlalu (4T). Kemudian, menjalankan program Orang Tua Asuh (OTA) dan bekerja sama dengan Kemenag Kepahiang terkait penyuluhan Calon Pengantin (Catin). Di Kepahiang, ada 141 OTA yang terdaftar, dengan peran memberikan makanan bergizi kepada ibu hamil dan balita. 

Program 4 T yakni terlalu muda usai melahirkan di bawah 21 tahun, terlalu tua usia melahirkan di atas 35 tahun, terlalu rapat jarak kelahiran kurang dari lima tahun, dan terlalu sering melahirkan. 4T ini diyakini bisa mempengaruhi kasus stunting, sehingga masyarakat memerlukan pengetahuan serta informasi mengenai hal ini.

BACA JUGA:TPPS Kepahiang Ingatkan Sekolah Turut Berperan Tekan Angka Stunting

Pada tahun 2022 lalu, ada 100 anak tersebar di 15 desa di Kabupaten Kepahiang dikategorikan stunting. Rinciannya di Kecamatan Bermani Ilir Desa Taba Baru 11 penderita, Desa Limbur Lama 4 penderita, Cinto Mandi Baru 5 penderita, Sosokan Cinto Mandi 8 penderita, Cinto Mandi 6 penderita, dan Embung Sido 2 penderita. 

Selanjutnya di Kecamatan Tebat Karai Desa Tapak Gedung ada 7 penderita, Penanjung Panjang Atas 11 penderita, Talang Karet 11 penderita, Penanjung Panjang 9 penderita, dan Taba Saling 4 penderita. Sedangkan di Kecamatan Seberang Musi Desa Sungai Jernih ada 3 penderita, dan Desa Bayung ada 1 penderita. Untuk Kecamatan Merigi Desa Batu Ampar ada 13 penderita dan di Kecamatan Kabawetan Desa Tugu Rejo ada 5 penderita.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan