Rodiah: Mengajar dengan Hati, Melahirkan Murid yang Menginspirasi
ERAT : Kedekatan yang sangat erat antara Rodiah, S.Pd,SD bersama para siswa-siswinya di HGN ke-54.--SUHAI/RK
KEPAHIANG RK - Guru merupakan ladang ilmu bagi para muridnya. Guru bagaikan seberkas cahaya yang mampu menuntun manusia-manusia lugu menuju keberhasilan. Kesuksesan seseorang tentunya tidak akan lepas dari peranan seorang guru yang mengajar dengan sepenuh hati. Bahkan, seorang guru akan turut merasakan bahagia dan bangga ketika muridnya mampu menggapai cita-cita.
Berkaca dari hal tersebut, murid yang sukses sudah sepatutnya mengucapkan terima kasih kepada guru yang sudah menyuntikkan formula kesuksesan itu.
Salah satu guru yang dapat menjadi inspirasi untuk semua siswanya khususnya di SDN 02 Kepahiang, Rodiah S.Pd. SD. Beliau akrab disapa Bu Rodiah oleh murid-muridnya.
Bu Rodiah merupakan seorang guru sekolah dasar yang berjiwa lembut serta berhati murni, beliau mengajar dengan menggunakan hati. Namun, tentu saja hal itu tidak serta-merta membuat kegiatan mengajarnya berjalan mulus, ada satu dua bongkahan tintangan yang menghalangi perjuangannya.
Kepada Radar Kepahiang, Selasa (28/11) Rodiah menerangkan, dalam mengajar pasti ada tantangan. Hal itu bisa diatasi dengan cara menyikapinya dengan baik.
Mengajar murid sekolah dasar, ada kalanya sulit dan mudah. Kesulitan yang pernah ditemui adalah adanya murid yang tantrum ketika sampai di kelas, enggan belajar, sulit diatur, tidak percaya diri, cuek, banyak cari perhatian, bahkan memukul.
Hal-hal tersebut merupakan tantangan yang harus dihadapi oleh guru sekolah dasar. Namun semua itu harus kembali ke hati masing-masing guru, mencoba untuk terus berpikir positif dan mengubah ketidakbaikan menjadi sesuatu yang baik akan menjadi kunci dalam menangani kesulitan tersebut.
"Mengajar anak usia sekolah dasar tidak bisa dengan sebuah paksaan dan gertakan. Justru sebaliknya, gurulah yang akan mencari formula untuk menjadi tempat ternyaman bagi murid di sekolah. Saya juga mengakui menjalani kehidupan mengajar dengan menghadapi kesulitan- kesulitan yang ada, saya selalu berhati-hati dalam berpikir dan berucap agar tidak menyakiti muridnya," paparnya.
"Mengajar pun bukan sekadar memberikan ilmu akademik saja, melainkan juga memberikan pendidikan terbaik tentang moral dan etika. Anak-anak adalah penggenggam masa depan yang akan menjadi pemimpin di masa yang akan datang. Mereka membutuhkan pendidikan yang imbang antara akademik dengan etika," lanjutnya.
Bu Rodiah selalu berjuang memberikan yang terbaik kepada murid-muridnya di sekolah dengan mengingat tiga prinsip penting. Meliputi memikirkan hal yang positif, memiliki perasaan yang positif, dan memberikan motivasi yang positif. Bu Rodiah menerapkan tiga prinsip tersebut ketika menghadapi seorang murid yang tidak mau belajar dan hanya tidur, main, bahkan mengganggu temannya.
Setelah menerapkan 3 prinsip tersebut, semua yang dijalani oleh beliau terasa jauh lebih ringan dan tenang. Tentunya, tiga prinsip tersebut dapat menjadi inspirasi untuk para guru di Indonesia dalam menyikapi murid-muridnya.
BACA JUGA:Tingkatkan Minat Baca dan Cinta Buku sejak Dini, DPK Bengkulu Gelar Story Telling
"Kita berprofesi sebagai guru juga harus berjiwa besar, ya ketika ada murid yang memiliki problematika dalam lingkungan di sekolah dan di rumahnya. Ya kita membagikan pengalaman ketika mengajar seorang murid yang selalu mengamuk dan memukul ketika akan masuk ke kelas," paparnya.
"Saya berjuang mencari alasan kenapa murid tersebut berperilaku demikian dan menemukan bahwa orang tua dari murid itu ternyata masih setengah hati melepas anaknya pergi ke sekolah. Hal ini menjadi pembelajaran besar bagi guru, bahwa murid pasti memiliki alasan dalam setiap perbuatannya," tutupnya.