Radarkoran.com - Sebenarnya jumlah Nabi dan Rasul lebih dari 25. Pada sebuah riwayat dikatakan, jumlah Nabi dan Rasul mencapai 124 ribu, 312 di antaranya adalah rasul. Nabi Syits AS adalah putra dari Nabi Adam AS. Tapi, Nabi Syits AS tidak termasuk dalam 25 Nabi dan Rasul yang disebutkan dalam Al-Qur'an.
Dari Abi Dzar Al-Ghifari RA, Rasulullah SAW bersabda ketika ditanya tentang jumlah para nabi. "Jumlah para nabi itu adalah seratus dua puluh empat ribu (124.000) nabi."
Para sahabat bertanya lagi, "Lalu berapa jumlah rasul di antara mereka?" Beliau menjawab, "Tiga ratus dua belas 312." (HR At Tirmizi)
Mengutip dari buku Qashash al-Anbiyaa yang diterjemahkan oleh Saefullah MS, Ibnu Katsir menyebutkan bahwa makna nama Syits adalah anugerah dari Allah SWT. Nama itu diberikan oleh Nabi Adam dan istrinya, Hawa, kepada Nabi Syits yang baru lahir setelah terbunuhnya Habil di tangan saudara sendiri.
BACA JUGA:Mazda Sedang Siapkan Mobil Listrik dan Hybrid Dibawa ke Indonesia
Meski tidak setenar nabi lain, Nabi Syits AS mendapatkan 50 lembar suhuf dari Allah SWT agar disampaikan kepada umat manusia. Suhuf adalah kumpulan lembaran yang berisi firman Allah SWT.
Awal Kehidupan Nabi Syits AS. Mengutip buku Akhlak Para Nabi oleh Taj Langroodi, ketika Nabi Syits AS dilahirkan, Nabi Adam AS sudah berusia 930 tahun.
Nabi Adam AS sengaja memilih Nabi Syits AS untuk melanjutkan perjuangannya, sebab anak Nabi Adam AS yang satu ini memiliki kelebihan dari segi keilmuan, kecerdasan, ketakwaan, dan kepatuhan dibandingkan anak lainnya.
Nabi Syits AS adalah pelaksana wasiat Nabi Adam setelah beliau kehilangan putra kesayangannya, Habil. Ia lahir lima tahun setelah Qabil membunuh Habil, tepatnya 235 tahun setelah Nabi Adam AS diturunkan dari langit ke bumi.
BACA JUGA: Gagah! BAIC BJ40 Plus Mining Edition Hadir di Indonesia
Nabi Syits AS memilih bertempat tinggal di Makkah, tempat dia bisa secara terus menerus melaksanakan haji kecil umrah dan haji besar di sana. Ia membangun kembali Ka'bah menggunakan lumpur kental dan tumpukan batu.
Nabi Syits AS juga diwasiatkan menjaga Nur Nabi Muhammad SAW oleh Adam dan Hawa. Menukil buku Kumpulan Tanya Jawab Keagamaan karya Kyai Abdullah Alif, pada sebuah riwayat dikatakan bahwa Allah SWT pertama kali menciptakan nur Nabi Muhammad sebelum Dia menciptakan Adam, Hawa, alam semesta beserta isinya
Syekh Yusuf bin Ismail An-Nabhani dalam Kitab Hujatullah menyebutkan bahwa sebelumnya nur Nabi Muhammad SAW selalu tampak bersinar di wajah Nabi Adam, bercahaya seperti matahari yang bersinar terang.
Kemudian, Allah SWT mengambil sumpah perjanjian dari Nabi Adam AS agar selalu menjaga nur tersebut. Nabi Adam AS menerimanya dengan suka cita, kemudian nur itu bersemayam di dalam diri Siti Hawa.
Setelah itu, lahirlah seorang putra yang bernama Nabi Syits.