Rumah Sehat

Senin 23 Sep 2024 - 16:35 WIB
Reporter : Eko Hatmono
Editor : Eko Hatmono

"Lapisan tembaga itu sebenarnya akan lebih baik kalau berupa lembaran emas 24 karat," ujar Prof Sutiman. "Belum punya uang untuk beli emas selebar tempat tidur," tambahnya.

BACA JUGA:Arus Kuat

Mengikuti cara berpikir Prof Sutiman saya jadi bertanya-tanya mengapa IQ orang Indonesia dibilang rendah.

Jumlah masjid terbanyak ada di Indonesia. Patung Yesus tertinggi di dunia juga di Indonesia. Maka saya marah ketika melihat di TikTok ada yang membeberkan IQ terendah se Asia Tenggara ada di Indonesia. Marahnya dalam hati: belum tentu isi TikTok itu salah.

Mungkin IQ rendah tidak masalah asal indeks hidup paling bahagia ada di Indonesia.

IQ tidak tinggi tapi bahagia. Miskin tapi bahagia. Tidak mau bertanya tapi bahagia. Sayangnya indeks kebahagiaan juga tidak tinggi di Indonesia.

Mungkin sudah waktunya ada gerakan mahasiswa bertanya. Yang memprakarsai haruslah dosennya: jangan mau mulai mengajar kalau belum ada yang bertanya. Atau jatah makan siang gratis diberikan hanya kepada mahasiswa yang berani bertanya.

Jadi, kenapa gigi berwarna putih? Mungkin memang tidak perlu ada yang bertanya. Ada yang sejak kecil sudah dibiasakan tahu jawabnya: itu bagian dari kekuasaan Tuhan yang maha pencipta. Selesai.

Jelas, untuk mahasiswa S-1 perlu dibangun gerakan berani bertanya. Sedang untuk mahasiswa S-2 perlu ada gerakan shifting paradigma: membiasakan mahasiswa S-2 melihat apa pun dari sisi lain. Lalu sisi lainnya lagi.

Itu yang dilakukan Prof Sutiman saat mengajar di Universitas Brawijaya Malang. Juga ketika jadi dekan MIPA dua periode di sana. Pun ketika lagi jadi takmir masjid di kampungnya.

Kategori :

Terkait

Kamis 14 Nov 2024 - 17:27 WIB

Halaman Belakang

Rabu 13 Nov 2024 - 16:58 WIB

Doktor Irwan

Selasa 12 Nov 2024 - 17:35 WIB

Kawin Thinking

Senin 11 Nov 2024 - 16:42 WIB

Dangkal Dalam

Minggu 10 Nov 2024 - 16:28 WIB

Titik Pulang